Kamis, 01 Desember 2011

Ehh...Terpeleset!!!

"Ehh...terpeleset!!!!" kata dia.
"Mau ke mana?" kataku.
"Di hatimu.." kata dia lagi sambil tersenyum.
Hahaha...sebuah dialog dengan seseorang yang terkadang membuat aku malu sendiri di depan teman-temanku, terkadang membuat aku, gimana...gt. Dasar!!!!

Engkau ternyata mampu sedikit membuat hati yang sakit ini terobati atas goresan yang membekas di hati ini. Aku ucapkan terima kasih kepadamu karena telah mencoba untuk membuatku tersenyum.

Hah...sebuah guyonana yang membikin aku grogi dan "kepedean". Entah itu maksud apa yang jelas aku hanya menganggap "guyonan" di sela-sela pekerjaanku yang menumpuk terkadang perkejaan itu mampu melelahkan mata ini. Kamu adalah muridku sekarang yang paling bisa membuat aku tersenyum dan trkadang "mati kutu" hehehe.

"Aku au kehujanan!" kata dia, "nanti kalau sakit gimana?" lanjutnya.
"Ya aku jenguk dong," ucapku sambil cengengesan.

Masih ingat sekali kata-kata itu di otakku, aku pun berpikir, "Kok ada ya orang seperti dia, yang super PeDe?". Ingin sekali aku curi kePeDe-annya itu agar aku mampu mengimbanginya. Kamu tahu sendiri kan, aku orangnya gimana? Rendah diri gitu!!! Pikirku "mereka", karena tidak hanya satu, berani menggodaku karena aku masih muda dan terlihat tidak "GALAK." Sebenarnya aku pernah berjanji dalam diri akan menjadi guru yang lebih berwibawa atau ditakuti oleh murid-murid di tahun ini, tetapi ternyata aku tidak sanggup untuk itu. Mungkin inilah diriku yang tidak bisa menegasi diri sendiri dan orang lain. Ah, kurasa biarlah begini.

Saat ini, aku tidak berani untuk melangkah tanpa segala perhitungan di istana ini karena para pengawal dan algojo selalau membuntuti setiap langkahku dan matanya seolah memandangku dari atas hingga ku pergi ke mana pun mereka mengetahuinya. Aku juga tidak mau untuk melangkah sembarangan karena aku pernah terjatuh dua kali, dan yang kedua itulah yang telah menyadarkan diriku bahwa hidup di zaman sekarang penuh dengan tipu muslihat atau intrik. Kehati-hatian dalam mempercayai apa yang diucapkan seseorang mutlak diperlukan di zaman sekarang yang orang menyebutnya sebaga zaman edan.

Tulisan ini untuk dirinya dan dirinya serta dirinya juga dirinya. Semoga bisa memberi hiburan atau kritikan atau juga mengandung pesan moral tentang hidup dan kehidupan.
Huuhhhh....
Baca selengkapnya »

Sabtu, 29 Oktober 2011

Paragraf Narasi

A. Pengertian
Sebenarnya telah kita ketahui seperti apa jenis paragraf ini, hanya saja kita tidak menyadari bahwa paragraf yang dibaca adalah berjenis narasi. Paragraf narasi lebih mudahnya adalah paragraf yang isinya berupa cerita. Paragraf narasi adalah paragraf yang menceritakan suatu peristiwa berdasarkan urutan waktu (kronologis). Dari pengertian ini jelas bahwa paragraf narasi adalah paragraf yang isinya cerita. Paragraf ini misalnya terdapat di cerpen, novel, legenda, dongeng, dan lain-lain.


B. Ciri-ciri Paragraf Narasi
Kita dapat mengenali paragraf narasi dengan mudah jika kita mampu menganalisis suatu paragraf dengan benar. Suatu paragraf dapat dikatakan sebagai paragraf narasi apabila
1. Paragraf tersebut berusaha menceritakan suatu kejadian
2. Peristiwa yang diceritakan disusun berdasarkan urutan waktu (kronologis)
3. Terdapat tokoh cerita
4. Dapat ditemukan seting
5. Terdapat alur cerita

C. Jenis-jenis Paragraf Narasi
Berdasarkan nyata tidaknya cerita, maka paragraf narasi dibedakan menjadi dua yaitu paragraf narasi nonfiksi dan paragraf narasi fiksi.
=> Paragraf narasi nonfiksi adalah paragraf narasi yang isinya cerita yang sebenarnya atau cerita nyata. Contohnya berita yang menceritakan suatu kejadian, biografi, dan autobiografi.
=> Paragraf narasi fiksi adalah paragraf narasi yang isinya adalah cerita khayal atau rekaan. Narasi fiksi dapat ditemukan pada karangan cerpen, novel, legenda, fabel, dan lain-lain.
Pembagian paragraf narasi juga dapat didasarkan pada sifat paragraf narasi tersebut. Pembagian berdasarkan itu ada dua yaitu paragraf narasi sugestif dan paragraf narasi ekspositoris.
=> Paragraf narasi sugestif adalah paragraf narasi yang bersifat menimbulkan dapaya khayal atau daya bayang pada pikiran pembaca. Jenis ini sering terdapat di jenis karangan prosa.
=> Paragraf narasi ekspositoris adalah paragraf narasi yang bersifat memberikan informasi kepada pembaca. Misalnya terdapat di karangan jenis berita, biografi, dan autobiografi.

D. Contoh-contoh Paragraf Narasi

Contoh paragraf narasi


Tiba-tiba ia tertegun. Di sana, sayup-sayup dari jauh, di arah seberang kali sebelah timur, terdengar suara jeritan orang. Tetapi selintas saja, jeritan diputuskan oleh sebuah letusan yang sangat hebat … kemudian hening seketika. Desingan yang banyak mulai reda, tinggal satu-satu letusan di sana sini. Warsinah menegakkan kepala, matanya mulai liar, badannya dihadapkan ke timur, ke arah jeritan datang, kemudian membalik menghadap ke barat, tegak bertolak pinggang, lalu lari, lari menurutkan jalan rel, lari kencang sambil berkomat-kamit. Dari komat-kamit mulutnya keluar lagi perkataan seperti biasa, tiada berujung tiada berpangkal: …. si bengis lagi, si ganas lagi …. dan ia lari terus, lari lepas bagai selancar saja, tiada kaku kukunya. Dan ketika sampai di jalan pertemuan antara jalan kereta dan jalan raya, ia berhenti sebentar, seolah-olah berpikir, kemudian ia berbelok menurutkan jalan raya. Dari jauh dalam pandangan kabur sambil berlari, ia melihat benda bergerak, berderet sepanjang jalan, tetapi sebelum ia tahu benar apa yang dilihatnya, sebuah peluru datang menyongsong, tepat menembus tulang dadanya. Warsinah terpelanting, jatuh tersungkur di tengah jalan. Sebentar berontak merentak-rentak, mengerang, menyumpah-nyumpah, terhambur pula sumpah serapahnya: si bengis lagi, si ganas lagi, hitam, kejam … rupanya dalam ia bergelut mempertahankan hidupnya dengan sakaratul maut, kebenciannya kepada si hitam kejam, si bengisganasnya, masih sanggup mengatasi renggutan tangan Malaikat pengambil nyawa yang akan menceraikan rohnya dengan badan kasarnya. Kemudian lemah tak berdaya …Warsinah yang sebentar ini masih menjadi kerangka hidup, kini benar-benar sudah menjadi kerangka mati. Mati terhampar di tengah jalan, tiada dihiraukan orang, tidak ada yang menangis meratapi. Ia meninggal sebagai pahlawan yang dapat dibanggakan oleh bangsa, tiada sebagai kurban pembela kemerdekaan. Ia mati hanya sebagai kurban kebuasan, salah satu kurban dari sekian banyaknya. Ia mati karena nasibnya, demikian sudah menurut suratan tangan, ya, ia mati karena kehendak Ilahi.

H.B Yasin, Gema Tanah Air, Jilid 1, hal. 158-159
Baca selengkapnya »

Cewek Idola

Aku seorang pelajar SMA Gobel International School Jakarta. Aku biasa di panggil Cantika, aku baru menduduki bangku kelas satu SMA. Aku terkenal sebagai cewek yang cantik, ramah, pandai, bersahabat, dan juga aku menjadi sosok idola entah dari kalangan siswa-siswi maupun dari kalangan guru. Setiap hari aku datang ke sekolah lebih pagi, karena aku tidak ingin kalau terlambat. Datang awal merupakan salah satu kebiasaanku. Kebiasaanku yang lain adalah membaca buku dan menulis puisi. Makannya, aku terpilih menjadi ketua majalah dinding (mading) di sekolah. Selain aku menjadi ketua mading, aku juga menjabat sebagai ketua OSIS.
Suatu hari aku berangkat sekolah terlalu pagi, sampai di sekolah baru ada aku saja. Tak lama kemudian, ada seorang siswa yang datang dan aku belum pernah melihatnya, “Berarti dia anak baru,” bisik hatiku. Jam menunjukan pukul 07.15, bel masuk pun berbunyi. Semua siswa-siswi sudah masuk kelas dan duduk dengan tenang. Tak lama kemudian pak Dariyanto, guru mata pelajaran matematika masuk. Tak seperti biasanya saat pak Dariyanto masuk kelas, biasanya langsung mengasihkan tugas kepada kami, tapi malah pak Dariyanto memberikan pengumuman kalau hari ini ada seorang siswa baru.
“Pagi anak-anak, pagi ini bapak akan mengenalkan seorang siswa baru kepada kalian, silahkan masuk nak,” kata pak Dariyanto.
Tak lama kemudian masuklah seorang cowok yang tadi pagi aku lihat di depan ruang guru. “Hello teman-teman, namaku Steaven Andrea Wijayakusuma, dan aku biasa di panggil Steaven. Aku dari SMA 055 Jakarta Selatan, terima kasih.”
“Ada yang ingin ditanyakan anak-anak?”
“Kamu sudah punya pacar belum?” kata Putri teman sebangku.
“I’m single,” sahutnya.
“Steaven, kamu duduk di belakangnya Cantika.”
“iya, Pak.”
Setelah itu, dia duduk dibangku kosong yang tepat berada dibelakangku. Tiba-tiba dia memegang bahuku sambil ngomong, “Oh, jadi kamu yang bernama Cantika Regina Putri?” katanya sambil tersenyum.
“Iya,” sahutku dan membalas senyumnya.
Akirnya pun pelajaran di mulai sampai pukul 09.25, bel istirahat pun berbunyi. Aku, Putri, Jesicha, dan Nora pergi ke kantin. Di tengah jalan menuju ke kantin, tiba-tiba kami dicegat oleh Steaven. “Eh Cantika, kamu pergi ke kantin dengan aku yuk!!!”
“Aduh aku sudah janji dengan teman-temanku buat pergi ke kantin bareng.”
“Please dong Cantika!!! Orang yang aku kenal di sini cuma kamu.”
Jesicha pun berbicara, “Ya udah Can, kamu pergi saja dengan Steaven, biar kita pergi bertiga.”
“Tapi aku kan sudah janji dengan kalian.”
“Udah Can, kita kan masih bisa pergi bareng kapan-kapan lagi,” sahut Nora.
“Tapi kalian ngak pa-pa??”
“Iya, kami ngak pa-pa kok,” sahut Putri.
“Ya udah kalau begitu aku pergi ke kantin dengan Steaven dulu ya, ntar kita ketemu di ruang mading, ok?”
“Cipzz bozz,” sahut mereka serentak.
Aku pun jalan menuju kantin bersama Steaven. Sesampai di kantin aku langsung memesan makanan. Setelah makanan datang aku langsung memakannya. Setelah selesai makan, Steaven pun mengajakku berbincang-bincang.
“Eh Can, setelah ini kamu mau ke mana?”
“Aku mau ke ruang mading.”
“Aku boleh ikut ngak?”
“Ea, kalau kamu mau ea ngak pa-pa.”
“Aku mau kok, asal sama kamu.”
“La emangnya kalau dengan aku kenapa?”
“Ya..., senang aja kalau sama kamu.”
“Heemzz..”
Setelah itu pun aku langsung pergi ke ruang mading bersama Steaven. Sesampai di sana aku, Putri, Jesicha, dan Nora menyiapkan puisi, kata-kata mutiara, dan gambar untuk di tempel di mading. Eh baru setengah perjalanan, aku di panggil oleh pembina OSIS, kalau sekarang ini juga OSIS ada rapat dan aku harus mengumumkan kepada temen-temenku. Aduh-aduh, padatnya kegiatanku hari ini. Dalam rapat ini aku harus memimpin rapat tersebut, ternyata rapat hari ini membahas kegiatan yang akan dilaksanakan untuk memperingati HUT sekolah yang ke-32. Dalam acara ini akan diadakan pesta dansa, dan setiap siswa-siswi harus membawa pasangan.
 “Aduh-aduh . . .bakal pulang sore hari ini,” keluhku.
Bel pulang pun berbunyi dan rapat pun belum usai. Tak lama kemudian hand phoneku berbunyi, ternyata bunda aku yang menelepon. Waktu menunjukan pukul 17.38, rapat pun selesai dan aku keluar dari ruang OSIS paling akhir. Waktu aku menunggu jemputan, ternyata Steaven menunggu aku di depan gerbang.
“Lo.., kok kamu belum pulang Stev, kamu nunggu siapa???”
“Aku nunggu kamu Can.”
“Ngapain kamu nunggu aku???”
“Aku pengan pulang bareng degan kamu.”
“Weleh-weleh...”
“Kamu mau ngak pulang bareng dengan aku???”
“Aduh..., aku kayaknya dijemput sopir aku.”
“Ah ngak asik ah...,” tak lama kemudian sopir aku telepon, kalau dia ngak bisa jemput karena mobilnya macet.
“Ya udah Can, kamu pulang bareng aku aja ea!!!”
“Ya sudahlah kalu gitu.”
“Beneran Can???”
“He’em, daripada aku pulang sendiri.”
“Ea..., kalau gitu aku ambil mobil aku di parkiran dulu ea!!! Kamu tunggu sini aja.”
“Ok lah kalu begitu.”
Tak lama Steaven sampai di depan gerbang dengan mobil jazz merah yang dia kendarai, lalu dia membukakan pintu untukku. Di perjalanan Steaven mengajakku untuk ngobrol.
“Eh Can, kata teman-teman kamu, kalau kamu lagi di taksir kak Dimas anak kelas 2 IPA ea???”
“Ea gitu...”
“Kamu suka ngak dengan dia???”
“Ea ngak lah...”
“La napa kok ngak?? Dia kan ganteng.”
“Ganteng sich ganteng, tapi dia sudah terkenal playboy dan putri yang pernah jadi korbannya.”
“Owh, la kamu sudah punya pacar??”
“Belum.”
“Ah ngak percaya aku.” 
“Emang bener kok, la kenapa kamu kok ngak percya??”
“La kamu kan cantik, baik, pandai, dan rajin, masak ngak punya pacar.”
“Ah kamu bisa aja.”
“Bener Can, kamu cantik, secantik namamu.”
“Ah gombal.”
“Aku ngak gombal, tapi ini kenyataan.”
“Owh gitu ea . .”
“He’em.”
Tak  sadar, ternyata sudah sampai  di rumahku. Aku pun turun dari mobil. Steaven aku ajak masuk, tapi dia ngak mau soalnya ibunya sudah nugguin dari tadi. Sebelum dia pulang, dia minta no hand phone aku dan aku berikan. Lalu, aku masuk rumah ternyata ayah dan bunda aku sudah nuggu aku di ruang tamu.
“Kamu tadi pulang sama siapa Can???” kata ayahku.
“Tadi Cantika pulang sama temen yah.”
“owah bukan cowok kamu ya Can?”
“Ngak kok Yah. Tadi itu bukan cowok Cantika, kan aku pernah ngomong dengan ayah dan bunda, kalau aku punya cowok akan aku kenalin sama ayah dan bunda.”
“Ea ayah percaya kok sama Cantika . . iya kan bun?”
“Iya... Ya sudah sana kamu mandi dulu, ntar kemaleman kamu sakit.”
“Ea Bunda dan Ayahku tersayang, Cantika masuk ke kamar dulu ya,” sambil kucium pipi ayah dan bundaku.  
Setelah aku selesai mandi, aku pun langsung mengerjakan pekerjaan rumah dan menyelesaikan tugas yang harus di bawa besok. Setelah aku selesai menyelesaikan tugas, aku menyiapkan perlengkapan sekolah yang harus aku bawa besok pagi. Waktu aku mau tidur, aku melihat hand phone aku ada lima belas  sms yang masuk, ternyata sms itu dari Steaven semua. Aku ngak sempat menjawab, soalnya sudah malam dan aku harus tidur.
Keesokan hari, setelah aku sarapan dan aku mau berangkat, saat aku keluar rumah ternyata Steaven sudah menungguku di depan rumahku, “Ngapain kamu pagi-pagi ada di sini?”
“Ya aku mau jemput kamu buat berangkat sekolah.”
“Lho...., aku kan ngak nyuruh kamu buat jemput aku.“
“Emang enggak, ini kan kemauan aku sendiri.”
Tak lama sopir aku datang menghampiriku dan bicara, “Mau berangkat sekarang non??”
“Iya pak, kita berangkat sekarang, soalnya ada laporan yang harus aku kumpulunin pagi ini.”
Lalu aku berangkat dengan sopir aku saat itu juga. Sesampai di sekolah, aku segera ke ruang guru untuk bertemu dengan bu Siska pembina OSIS sekolah untuk memberikan laporan hasil rapat yang kemarin telah terlaksana. “Bu, ini laporan hasil rapat kemarin.”
“Iya Cantika. Nanti sepulang sekolah kita harus mempersiapkan untuk keperluan HUT sekolah, soalnya waktunya begitu singkat.”
“Iya Bu, alat-alatnya juga sudah kami siapkan, tinggal mendekorasi ruangan saja. Untuk tema pesta dansa besok adalah princess.”
“Ibu serahkan semua ini dengan kamu ya Can!!!”
“Iya Bu, aku akan memegang amanat dari Ibu dengan baik. Kalau begitu aku pergi ke kelas dulu, soalnya sebentar lagi bel masuk akan berbunyi. Mari Bu.”
“Iya.”
Sesampai aku di kelas, Nora menghampiriku, “Eh Can, tu Steaven ngambek”
“Lha kenapa kok ngambek??”
“Lha kamu di ajak berangkat bareng, kamu malah berangkat dengan sopir kamu sich, ya Steaven jadi ngambek.”
Lalu aku menghampiri Steaven, “Maafin aku ya Stev, kalau aku sudah membuatmu kecewa, tapi aku ngak bermaksud membuatmu kecewa kepadaku.”
“Kamu ngak salah kok.”
“Lha terus kenapa kok kamu cemberut gitu??”
“Lagi bete aja.”
“Bete kenapa??”
“Tadi malem aku sms ma cewek yang aku suka tapi ngak dibales.”
“Owh . . . ea kamu sms lagi aja!!!”
“heemmzz.”
Jam  menunjukkan pukul 14.16, bel pulang pun berbunyi dan aku bergegas ke aula untuk mempersiapkan untuk acara besok. Saat aku sedang menata ruangan dengan teman-teman, tiba-tiba Steaven datang menghampiriku, mengajak aku untuk pulang bersama. Karena aku harus mempersiapkan untuk acara besok, aku menolak tawaran Steaven dan menyuruhnya untuk pulang terlebih dahulu. Akhirnya persiapan pun selesai pada pukul 20.15, dan aku segera pulang karena hari sudah malam.
Keesokannya aku berangkat terlalu pagi, sampai di sekolah, aku siap-siap untuk membuka acara. Jam menunjukan pukul 07.30 dan acara pun dimulai. Bahagianya diriku telah diberi kesempatan untuk membuka acara tersebut. Sesaat pesta dansa dimulai, tiba-tiba Kak Dimas dan Steaven menghampiriku, mereka mengajakku untuk berdansa, namun aku menolak tawaran mereka, dan aku menyadari kalau ternyata Steaven menyukaiku. Karena Steaven ngungkapin perasaannya pada saat itu juga, namun aku tak bisa membalas perasaannya, karena aku hanya menganggap Steaven sebagai sahabatku saja. Bukan hanya alasan itu saja aku tak bisa membalas perasaannya Steaven, namun aku ingin fokus ke pelajaran dan mencapai prestasi-prestasi yang membanggakan. Dan aku di kasih aplous dari teman-teman dan guru aku, karena aku mempunyai prinsip hidup yang bagus. Steaven pun menerima keputusanku dengan lapang dada, setelah saat itu banyak orang yang mengagumiku dan menjadikan aku sebagai panutan dan idola baik di lingkungan sekolah maupun di lingkungan masyarakat.

Oleh: Khoriyatun Arofah
Baca selengkapnya »

Rabu, 07 September 2011

Membaca Cepat

Kita ketahui bahwa ada pepatah, "Buku adalah jendela dunia." Dari pepatah tersebut kita seharunya menyadari bahwa kegiatan membaca sangatlah penting dilakukan oleh seseorang, karena melalui kegiatan tersebut pengetahun seseorang akan bertambah luas. Meyadari akan pentingnya membaca maka keterampilan membaca sangat berperan dalam proses masuknya ilmu ke dalam memori otak kita.
Terkadang kita melihat ada orang yang membaca buku atau kitab berlembar-lembar dalam waktu singkat. Melihat hal yang semaca itu bagi seseorang yang jarang membaca atau tidak mempunyai hobi membaca akan terheran-heran. Tak jarang akan timbul pertanyaan, "Apakah mereka yang membaca berlembar-lembar dalam waktu singkat itu memahami isinya?" Nah, maka dari itu keterampilan membaca cepat dan menemukan ide pokok sangat diperlukan.

A. Pengertian
Suatu proses membaca yang dilakukan secara cepat dalam waktu yang sesingkat-singkatnya serta menemukan ide pokok. Selain itu membaca cepat juga diartikan kegiatan membaca suatu wacana secra sistematis mulai dari kata,kalimat, paragraf tanpa ada satu kata pun yang telewatkan sampai tuntas.

B. Hal-hal yang Mempengaruhi Kegiatan Membaca Cepat
Minat atau motivasi adalah modal utama seseorang dapat membaca secara cepat. Tanpa ada minat membaca seseorang akan melakukan kegiatan membaca secara malas sehingga cara membacanya pun lambat. Minat ini tergantung pada bahan bacaannya, Seseorang yang sangat suka olahraga misalnya sepakbola, maka ketika disuruh untuk membaca berita tentang sepakbola akan dapat cepat. Tetapi, jika tidak mempunyai minat untuk membaca tabloid memasak, karena orang itu tidak mempunyai hobi memasak, maka bisa saja membacanya agak lambat. Hal itu dapat juga disebabkan karena penguasaan kosakata dalam bidang masakan tidak bagitu banyak. Maka dari itu penguasaan kosakata juga menjadi hal yang mempengaruhi kegiatan membaca cepat.
Konsentrasi atau fokus pada bahan bacaan tentunya akan dapat meningkatkan kecepatan baca seseorang. Konsentrasi ini diperlukan selain meningkatkan kecepatan baca juga meningkatkan daya ingat terhadap bahan bacaan karena dalam hal ini pembaca dituntut untuk dapat menentukan ide pokok paragraf. Kemampuan seseorang menentukan ide pokok juga menjadi salah satu hal yang mempengaruhi kegiatan membaca cepat. Seseorang membaca cepat tetapi tidak mengetahui isi bacaan tentunya membuat kegiatan membacanya menjadi kegitan yang sia-sia. Yang perlu diketahui bahwa biasanya letak ide pokok suatu paragraf di awal atau akhir. Tetapi terkadang juga letak ide pokok di awal dan di akhir. Gerak mata seseorang ketika membaca diusahakan berada lebih depan daripada kata yang dibaca. Hal ini akan memberikan gambaran visual sementara sebelum membaca sehingga kecepatan membacanya akan lebih baik.

C. Letak Ide Pokok Paragraf
Ide pokok paragraf adalah pikiran utama yang menjiwai suatu paragraf. Ide pokok terdapat dalam kalimat topik. Jadi, sebuah paragraf itu terbangun dari sebuah ide utama dan beberapa kalimat penjelas. Ide pokok terletak pada kalimat utama, yang biasanya terdapat di awal atau di akhir paragraf.
Paragraf yang kalimat utamanya terdapat di awal paragraf dinamakan dengan paragraf deduktif, sedangkan paragraf yang kalimat utamanya terdapat di akhir paragraf dinamakan dengan paragraf induktif. Adapun kalimat utama paragraf terletak di awal dan di akhir dinamakan dengan paragraf deduktif-induktif.


D. Menghitung Jumlah Kata
Untuk mengefektifkan waktu maka cara yang cepat adalah dengan menghitung jumlah kata pada baris pertama, kemudian menghitung jumlah keseluruhan baris yang dimulai dari baris judul sampai baris terakhir. Setelah itu mengalikan antara jumlah kata pada baris pertama dengan jumlah keseluruhan baris bacaan. Misalnya suatu wacana baris pertama isi terdapat 10 kata. Jumlah baris dihitung dari judul sampai baris terakhir adalah 20, maka jumlah kata keseluruhan wacana adalah 10 X 20 = 200 kata. Jumlah kata ini memang tidak valid, tetapi mendekati benar dan untuk menghemat waktu dibandingkan harus menghitung kata demi kata suatu wacana.

E. Rumus Membaca Cepat
1. Rumus kecepatan membaca: Jumlah kata yang dibaca dibagi lama waktu membaca dikalikan 60. Satuan yang dipakai adalah KPM (Kata Per Menit).
2. Rumus kecepatan efektif membaca: Jumlah kata yang dibaca dibagi jumlah waktu baca dikali jawaban benar dibagi skor ideal. Satuan hasil yang digunakan adalah KPM.
Baca selengkapnya »

Jumat, 05 Agustus 2011

Surat Sahabat

Aku tahu, aku hanya orang yang kesekian
dari banyak orang yang menyayangimu
Tapi aku ingin menjadi orang yang pertama
yang ada di sampingmu saat aku
tahu kehilangan seorang sahabat

Jika lidahku pernah menjadi penyayat harimu
Aku hanya ingin maaf dan senyum termanis darimu
Aku hanya indin menjadi sahabatmu sampai nanti
Sampai aku tertidur lelap di bawah tumbuhan tanah sahabat

Aku amati mereka yang tlah kehilangan dirimu
Selamat tinggal sahabat, aku yang selalu mewarnai dalam hidupmu



M. Azam A.
Baca selengkapnya »

Jumat, 29 Juli 2011

Mendiskusikan Masalah

A. Pengertian Diskusi
Diskusi adalah suatu pertemuan yang dilakukan untuk mencari jalan keluar atas permasalahan yang sedang dihadapi. Tentu saja jalan keluar yang dimaksud adalah yang dihasilkan dari sebuah kesepakatan bersama. Diskusi dilakukan dengan cara brain stroming atau tukar pikiran secara teratur dan terarah.
Bertukar pikiran baru dapat dikatakan sebagai diskusi apabila.
1. Ada permasalah yang dibahas
2. Ada seseorang yang bertindak sebagai pemimpin diskusi
3. Ada peserta atau anggota diskusi
4. Ada yang mengemukakan pendapat
5. Menghasilkan sebuah keputusan yang disepakati oleh peserta atau anggota diskusi.

B. Membuat Laporan Diskusi
Laporan diskusi yang dimaksaud adalah laporan yang diskusi yang khusus diproyeksikan untuk dipresentasikan di depan kelas. Adapun format laporannya adalah sebagai berikut.
1. Tema
2. Judul
3. Sumber, hari, dan tanggal (jika yang dikutip buku tulis nama pengarang, judul buku, dan tahun buku diterbitkan)
4. Merangkum berita atau artikel yang dianalisis
5. Menentukan permasalah yang terdapat dalam berita atau artikel yang dianalisis
6. Mencari pemecahan permasalah dari berita atau artikel yang dianalisis secara berkelompok
7. Mencatat kata-kata sulit dan mencari maknanya di dalam KBBI
8. Menyimpulkan hasil diskusi

C. Peran Unsur Diskusi
1. Moderator: Membuka diskusi, menyampaikan tema atau judul diskusi, memperkenalkan diri sendiri, penyaji, dan notulis, menyampaikan peraturan, mempersilakan penyaji menyampaikan materi, menentukan siapa saja yang bertanya
2. Peran Penyaji: Mempresentasikan materi diskusi, menjawab pertanyaan
3. Peran Notulis: Merangkum materi diskusi yang disampaikan penyaji, mencatat pertanyaan dan jawaban, menyimpulkan, dan membacakan hasil presentasi.
4. Peserta/anggota diskusi: Memperhatikan dengan baik dan memberikan pertanyaan atau sanggahan berkaitan dengan presentasi materi
Baca selengkapnya »

Menjadi Seorang Moderator

Kata "moderator" bukanlah sebuah istilah asing bagi kalian. Istilah ini biasanya muncul dalam kegiatan diskusi atau debat. Kalian tahu apakah pengertian moderator? Samakah moderator dengan pembawa acara dan MC (Master of Ceremony)?
Berikut akan diulas hal-hal yang berkaitan dengan moderator. Diharapkan setelah kalian mempelajari materi ini, kalian dapat memperkenalkan diri sendiri dan orang lain dalam forum resmi dengan menggunakan intonasi yang tepat.

A. Pengertian
Moderator adalah orang yang memimpin, mengatur, dan memandu suatu kegiatan diskusi. Moderator sering kita jumpai pada acara diskusi atau debat, misalnya acara debat mahasiswa di televisi. Nah, itulah pengertian dari moderator. Adapun pengertian dari pembawa acara adalah seseorang yang membawakan acara yang terikat oleh etika protokoler dan banyak improfisasi dalam membawakannya. Acara yang dibawakan adalah acara resmi. Misalnya pengajian, dan rapat. Sementara itu, MC (Master of Ceremony) adalah orang yang bertanggung jawab terhadap kesuksesan sebuah acara, biasanya acara hiburan dan seni.
Sudahkah kalian bisa membedakan antara moderator, pembawa acara, dan MC?

B. Tugas
Dari pengetian di atas, dapat diketahui bahwa tugas seorang moderator adalah memimpin, mengatur, dan memandu kegiatan diskusi. Memimpin berarti seorang moderator adalah orang yang paling berkuasa dalam kegiatan debat atau diskusi yang dipimpinnya. Moderator mempunyai hak untuk memilih siapa yang diberikan kesempatan untuk bertanya kepada penyaji. Moderatorlah yang mengatur jalannya diskusi. Moderator sebaiknya menyampaikan "aturan main" sebelum kegiatan diskusi di mulai. Aturan main di sini misalnya menentukan berapa lama penyaji menyampaikan materi, dan menentukan jumlah season pertanyaan. Selain memimpin dan mengatur diskusi, moderator juga harus memandu diskusi. Moderator tidak boleh pergi meninggalkan acara diskusi sebelum acara ditutup. Melalui pemanduan, moderator dapat membuat suasana diskusi menjadi santai atau tegang.

C. Bagaimanakah cara memperkenalkan diri sendiri dan orang lain?
1. Lakukan secara tenang dan meyakinkan dalam suasana rileks.
Sikap tegang atau grogi akan membuat seseorang tidak bisa memaksimalkan kemampuan. Sering kali karena grogi membuat seseorang lupa terhadap materi yang telah dipelajarinya. Maka dari itu, sikap santai dan berpikiran positif akan membuat seseorang dapat mengeluarkan seluruh kemampuannya.
2. Gunakan kalimat-kalimat perkenalan dan ucapkan secara lancar dengan intonasi yang bervariasi.
Moderator harus mampu untuk menganalisis situasi dan kondisi sehingga mampu mengatur seberapa keras suara yang harus dilafalkan. Agar kalimat yang diucapkan terdengat tidak membosankan, maka moderator juga harus mampu mengatur intonasi suara yang berkaitan dengan tingi rendahnya dan keras lembutnya suara. Selain penggunaan intonasi yang bervariasi, penggunaan ekspresi juga harus dilakukan agar tidak terlihat kaku. Selain itu lafalkan setiap kata yang digunakan secara jelas
3. Tempatkan jeda secara tepat.
Penempatan jeda yang tepat mampu menghindarkan dari ambiguaitas (pemaknaan ganda) suatu kalimat.
Contoh ambigu: Semua siswa baru masuk kelas.
Contoh di atas bisa menimbulkan makna baru yaitu: semua siswa di suatu sekolah baru saja masuk kelas, dan semua siswa baru, masuk ke kelas. Jadi, agar tidak menimbulkan pemaknaan ganda harus diberikan jeda pengucapan, atau misalnya dalam bentuk tertulis diberikan tanda koma.
4. Maksimalkan ekspresi
Apabila seseorang berbicara di depan orang banyak tanpa disertai dengan penggunaan ekspresi, baik itu ekspresi wajah (mimik) maupun ekspresi tubuh (gesture/body language) maka akan terlihat kaku dan kurang menarik sehingga akan membuat suasana membosankan.

D. Urutan moderator memimpin diskusi
1. Salam pembuka
2. Menyampiakan tema diskusi
3. Memperkenalkan diri sendiri
4. Memperkenalkan penyaji/pemateri
5. Memperkenalkan notulis
6. Menyampikan "aturan main"
7. Mempersilakan penyaji menyampaikan materi
8. Mempersilakan penanya untuk bertanya
9. Mempersilakan notulis membacakan hasil diskusi
10. Menutup diskusi

E. Hal-hal yang perlu diperkenalkan
a. Moderator dan notulis (nama dan alamat)
b. Penyaji (nama, alamat, tempat dan tanggal lahir, riwayat pendidikan, riwayat pekerjaan, prestasi, status, dan hobi).
Baca selengkapnya »

Selasa, 19 Juli 2011

Perasaan Seorang Sahabat

Beberapa hari terakhir ini aku selalu teringat oleh sahabat kecilku Andre. Entah mengapa, tetapi kadang aku juga jengkel dengannya jika aku ingat masa lalu. Hari ini aku tidak pergi ke sekolah. Tubuhku terasa lemas karena kehujanan kemarin sore sepulang sekolah. Aku merasa istirahat di rumah untuk hari ni merupakan hal yang sangat tepat karena setelah aku ingat-ingat hari ini ada hafalan kosakata bahasa Jepang sedangkan aku sama sekali belum menghafalnya.
Pukul 09.30 WIB HP-ku berdering. Ada sms masuk ternyata dari Luna, sahabat baikku, “Hr ni da kjutan, synx bangt km gx msk.” Sungguh aku penasaran banget. Sebenarnya kejutan apa sih yang dimaksud oleh Luna? Tanpa berpikir panjang aku langsung menjawab sms Luna, “Kejutan pa sih?” Namun Luna tak kunjung juga menjawab sms dariku. Aku sampai jengkel menunggu jawaban lama dari Luna. “Mungkin saja Luna lagi sibuk pelajaran?“ pikirku yang terlintas saat itu. Istirahat di rumah tidak membuat tubuhku membaik tetapi malah semakin lemas.
Aku melamun sebentar memikirkan sahabatku yang sangat aku sayangi, namanya Andre . Andre adalah sahabatku dan Luna. Entah mengapa, kali ini aku selalu memikirkan Andre dan mengharapanya di sampingku. Aku sangat merindukanya, “Apa yang terjadi denganku?” aku bertanya pada diriku. Aku merasa ada yang salah dengan hatiku, “Mengapa rinduku terhadap Andre tidak seperti rindu terhadap seorang sahabat? Nggak mungkin aku punya perasaan lebih kepada Andre. Jika iya, lalu bagaimana dengan sahabatku Luna? Sebenarnya apa sih yang aku pikirkan? Aku nggak mungkin menghianati persahabatan ini. Aku hanyalah siswa SMA kelas X yang periang meskipun kata orang terkadang aku jutek dan galak. Aku bisa menghargai seseorang apalagi sahabatku sendiri,” kalimat pertanyaan itu selalu memenuhi pikiranku saat itu.
Keesokan harinya, aku berangkat sekolah seperti biasa. Tiba-tiba teman satu kelasku, Dani, yang dijuluki kelinci rab berkomentar. “Heh, heh! Tin-tin, napa loe kemaren nggak berangkat? Pake alesan sakit segala. Bilang aja loe pasti nggak pengen belajarkan?”
Aku menoleh dan menjawab, “Oh, iya! Masa sih?” aku yang waktu itu memegang penggaris langsung memukul punggung Dani. “Jangan sekali-kali lagi lo panggil gue ‘Tin-tin’, emang loe pikir tlakson mobil?!! panggil gue Na, lo nggak Tina!”
Sementara Dani yang jail tapi malang itu mengeluh karena kesakitan. Aku cuek lalu pergi menghampiri Lina-Luna yang malah menertawakan saya dan berkata, “Jahat ah, kasian Dani-nya, kan sakit”.
“Biarin aja lagian Dani bawel sih,” jawabku sambil mengomel .
“Sebenarnya kemaren ada kejutan apa sih?” tanyaku kepada Luna.
Luna berusaha menghentikan tawanya lalu Luna menoleh dan berkata, “Nggak kejutan dong kalo kamu tau sekarang, he, he, he.”
“lh kamu nggak asyik Lun,” jawabku sambil cemberut.
Hingga sepulang sekolah, aku masih tidak tahu kejutan apa yang sebenarnya dimaksud oleh Luna. Luna tetap diam, aku disuruh mengikuti Luna karena katanya dia akan mengantarkanku bertemu seseorang, katanya saat di depan kelas.
Aku bertanya ke Luna, “Maksud kamu kejutanya bukan berupa barang, tetapi seseorang?“
“Iya,” Luna mengangguk.
“Andre, sahabat kita udah pulang Na, aku senang banget karena pujaan hatiku ahirnya datang lagi ke Indonesia,” kata Luna. Aku terdiam mendengar Luna berkata seperti itu. “Ups sory maksudku sahabat tersayang kita,” luna berusaha mengelak. Aku tetap diam dan memutuskan tidak menemui Andre. Tetapi tanpa sepengetahuanku Luna jalan berdua dengan Andre. Aku tetap sabar meskipun hati ini sakit. Aku menyesal karena tidak menemui Andre. Dua tahun bukanlah waktu yang singkat bagiku untuk bertemu langsung dan bertatap muka denganya. Setelah dia meninggalkanku.
Aku harus menata ulang hatiku untuk bertemu dengan Andre. Pikiran pun kembali ke masa silam. Teringat saat pertama kali bertemu Andre, tepatnya saat aku pindah ke SD baru. Kebetulan hari itu aku bertemu dengan Andre yang juga anak baru, kelas dua. Andre yang sifatnya pendiem, ganteng, dan ramah membuat aku ingin berteman denganya. Kami pun berteman hingga akhirnya kami bertemu Luna dan menjadi trio cabai rawit. Ke mana-mana kami selalu bersama hingga muncul perasaan suka terhadap Andre. Waktu itu aku masih belum tahu arti cinta sesungguhnya, so aku biasa-biasa saja.
Waktu terus berjalan, kami pun sudah semakin besar. Perasaanku itu belum hilang. Aku tidak dapat memendamnya sendiri. Saat aku ingin cuhat dengan Luna, dia sudah berkata terlebih dahulu jika dia mempunyai perasaan lebih terhadap Andre. Aku pun terkejut dan tidak jadi melakukan curhat kepada luna tentang perasaanku kepada Andre. Aku gak mau menyakiti sahabatku dengan curhat tentang Andre kepadanya. Tetapi melihat perhatian Luna yang over protektif ke andre, membuatku jeles dan sebal terhadap Luna. Aku pun mencoba menghindar dari mereka, tetapi keputusan itu salah karena hal itu membuatku semakin sakit hati.
Tanpa sepengetahuan Luna, Andre datang ke rumahku dan bertanya, “Ada apa sih Na, kok sikap mu aneh?“
Karena sudah tidak tahan memendam perasaan ini, aku mengatakan isi hatiku terhadap Andre, “Sebenarnya selama ini aku punya perasaan lebih ke kamu”.
Andre pun terdiam sejenak, “Jujur aku juga punya perasaan yang sama denganmu sejak kita selalu bersama dulu.“
Aku pun terkejut. Tetapi tanpa kuduga satu minggu setelah itu Andre pergi ke Australia. Aku pun kecewa terhadapnya.
Sms dari Luna membangunkan lamunanku yang panjang itu, “Aku ma Andre lagi OTW ke rmh u, kamu siap-siap ya, dandan yang cantik ya!”
“Apa?! Memangnya kita mau ke mana?” jawabku. Jantungku berdegup kencang. Aku bingung ,”Apa yang harus aku lakukan? ”tanyaku dalam hati . Dari depan pintu aku menatapnya yang turun dari dalam mobilnya dengan pakaian simple. Perpaduan jeans hitam, kaos putih dan jaket abu-abu itu membuat jantungku semakin berdegup kencang saat menatapnya. Mataku tidak bisa berbohong kalau sebenarnya aku masih ada rasa dengannya. Sambil menunduk aku berkata, “Kamu masih seperti dulu?”
Andre tersenyum dan menjawab, ”Aku nggak berubah dan nggak akan pernah berubah.”
“Kamu juga nggak berubah kan?” aku diam dan menunduk.
Andre berkata, “Mengapa saat kita bertemu lagi, kita serasa orang asing yang tak kenal?”
Aku pun menjawabnya, “Aku takut kalo kamu udah lupa sama aku. Selain itu, aku malu bertemu denganmu setelah kejadian terakhir dua tahun lalu.”
“Kenapa kamu harus malu? Aku pun masih menyimpan perasaan denganmu Tina,” jawab Andre.
Luna mendengar semua perkataanku dengan Andre. Luna kecewa ke aku karena aku tidak jujur. Aku pun menjelaskan ke Luna. Aku tidak jujur karena aku menjaga perasaan Luna.
“Lalu, mengapa kamu memberikan harapan ke aku?” tanya Luna terhadap Andre.
“Aku nggak mau buat kamu kecewa,” jawab Andre.
Luna pun mengerti. Luna memintaku bersatu dengan andre. Tetapi, setelah ku pikir-pikir persahabatan lebih berarti dari pada cinta, karena cinta akan datang dengan sendirinya jika sudah tiba waktunya.


Oleh: Desi Puspitasari
Baca selengkapnya »

Selasa, 21 Juni 2011

Sapardi Djoko Damono

Prof. Dr. Sapardi Djoko Damono (lahir di Surakarta, 20 Maret 1940; umur 71 tahun) adalah seorang pujangga Indonesia terkemuka. Ia dikenal dari berbagai puisi-puisi yang menggunakan kata-kata sederhana, sehingga beberapa di antaranya sangat populer.

Riwayat Hidup
Masa mudanya dihabiskan di Surakarta (lulus SMP Negeri 2 Surakarta tahun 1955 dan SMA Negeri 2 Surakarta tahun 1958). Pada masa ini ia sudah menulis sejumlah karya yang dikirimkan ke majalah-majalah. Kesukaannya menulis ini berkembang saat ia menempuh kuliah di bidang Bahasa Inggris di Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta. Sejak tahun 1974 ia mengajar di Fakultas Sastra (sekarang Fakultas Ilmu Budaya) Universitas Indonesia, namun kini telah pensiun. Ia pernah menjadi dekan di sana dan juga menjadi guru besar. Pada masa tersebut ia juga menjadi redaktur pada majalah "Horison", "Basis", dan "Kalam".

Sapardi Djoko Damono banyak menerima penghargaan. Pada tahun 1986 SDD mendapatkan anugerah SEA Write Award. Ia juga penerima Penghargaan Achmad Bakrie pada tahun 2003. Ia adalah salah seorang pendiri Yayasan Lontar.

Ia menikah dengan Wardiningsih dan dikaruniai seorang putra dan seorang putri.

Karya-karya
Sajak-sajak SDD, begitu ia sering dijuluki, telah diterjemahkan ke dalam berbagai bahasa, termasuk bahasa daerah. Ia tidak saja menulis puisi, namun juga cerita pendek. Selain itu, ia juga menerjemahkan berbagai karya penulis asing, menulis esei, serta menulis sejumlah kolom/artikel di surat kabar, termasuk kolom sepak bola.

Beberapa puisinya sangat populer dan banyak orang yang mengenalinya, seperti Aku Ingin (sering kali dituliskan bait pertamanya pada undangan perkawinan), Hujan Bulan Juni, Pada Suatu Hari Nanti, Akulah si Telaga, dan Berjalan ke Barat di Waktu Pagi Hari. Kepopuleran puisi-puisi ini sebagian disebabkan musikalisasi terhadapnya. Yang terkenal terutama adalah oleh Reda Gaudiamo dan Tatyana (tergabung dalam duet "Dua Ibu"). Ananda Sukarlan pada tahun 2007 juga melakukan interpretasi atas beberapa karya SDD.

Musikalisasi Puisi
Musikalisasi puisi karya SDD dimulai pada tahun 1987 ketika beberapa mahasiswanya membantu program Pusat Bahasa, membuat musikalisasi puisi karya beberapa penyair Indonesia, dalam upaya mengapresiasikan sastra kepada siswa SLTA. Saat itulah tercipta musikalisasi Aku Ingin oleh Ags. Arya Dipayana dan Hujan Bulan Juni oleh H. Umar Muslim. Kelak, Aku Ingin diaransemen ulang oleh Dwiki Dharmawan dan menjadi bagian dari "Soundtrack Cinta dalam Sepotong Roti" (1991), dibawakan oleh Ratna Octaviani.

Beberapa tahun kemudian lahirlah album "Hujan Bulan Juni" (1990) yang seluruhnya merupakan musikalisasi dari sajak-sajak Sapardi Djoko Damono. Duet Reda Gaudiamo dan Ari Malibu merupakan salah satu dari sejumlah penyanyi lain, yang adalah mahasiswa Fakultas Sastra Universitas Indonesia.

Album "Hujan Dalam Komposisi" menyusul dirilis pada tahun 1996 dari komunitas yang sama.

Sebagai tindak lanjut atas banyaknya permintaan, album "Gadis Kecil" (2006) diprakarsai oleh duet Dua Ibu, yang terdiri dari Reda Gaudiamo dan Tatyana dirilis, dilanjutkan oleh album "Becoming Dew" (2007) dari duet Reda dan Ari Malibu.

Ananda Sukarlan pada Tahun Baru 2008 juga mengadakan konser kantata "Ars Amatoria" yang berisi interpretasinya atas puisi-puisi SDD serta karya beberapa penyair lain.
Baca selengkapnya »

Senin, 20 Juni 2011

Aku Ingin SDD

Baca selengkapnya »

Tak Selamanya

Indahnya mentari
tak selamanya bersinar
Indahnya rembulan
tak selamanya menerangi malam

Indahnya pelangi
tak selamanya memberi warna dalam hidup
Rintikan hujan pun
tak selamanya menahan di satu tempat

Indahnya cinta
tak selamanya merasa bahagia
Indahnya kasih sayang
terkadang menyisakan luka

Tapi indahnya persahapatan
kan selamanya bermakna dan kekal abadi


Karya: Dian Choerun Nisa
Baca selengkapnya »

Jumat, 10 Juni 2011

Penghuni Rumah Kuno

Hari ini hari pertama aku dan keluargaku menempati rumah baru, yang sebenarnya adalah rumah tua yang mirip seperti bangunan model rumah kuno, bahkan segala segala macam isinya pun merupakan peninggalan zaman kuno. Kami hanya bawa sedikit barang dari tempat tinggal yang dulu karena kata ayah, di rumah yang baru sudah tersedia perabot rumah lengkap. Rumah model kuno ini memiliki halaman yang luas di depan maupun di belakang yang di tumbuhi rumput-rumput lebat. Pohon-pohon berumuran puluhan tahun pun ikut menghiasi rumah kuno ini. Tumbuh menjulang dengan akar-akar besar yang muncul di permukaan tanah. Cat dinding rumah ini sudah mulai mengelupas. Lantainya pun tertutup oleh debu. Benar-benar sudah lama tak terawat.

Semua bermula saat Ayah dipindahtugaskan untuk dinas di kota ini. Terpaksa ibu, aku, dan Rama adik laki-lakiku ikut pindah juga.

Ah….capek rasanya setelah seharian membereskan kamarku. Aku lihat jam di atas meja belajarku. Waktu menunjukan pukul 23.30 WIB. Rumah sudah sepi bahkan bunyi televisi yang beberapa waktu lalu terdengar sekarang tak terdengar lagi. Mungkin semua sudah tidur di kamar masing-masing.

“Kenapa aku tidak bisa tidur juga?“ aku bergumam sendiri sambil membalikan tubuhku menatap jendela. Udara malam semakin dingin. Aku menaikan selimut sampai ke leher. Baru saja mata terpejam tiba-tiba aku terbangun kembali mendengar suara ketukan pintu kamarku. Perlahan aku beranjak dari tempat tidur, berjalan sedikit terhuyung karena belum sepenuhnya tersadar dari kantukku. Sekilas aku melirik jam di meja belajarku yang menunjukkan pukul 00.00WIB.

“Siapa?“ suaraku sedikit serak. Tak ada jawaban. Perlahan kubuka pintu tua itu yang menimbulkan suara gemeretak. Di luar tak ada siapa-siapa .

“Aneh, lalu tadi siapa?“ ketika pintunya aku tutup, tiba-tiba sekelebat bayangan hitam melewati depan pintu kamarku. Aku berjingkat ke luar untuk melihat siapa yang ada di luar.

“Siapa ya? Hei tunggu!” langkahnya malah semakin cepat
“Duh ke mana sih? Kok ngilang?“ tiba-tiba aku mendengar suara pintu dibuka, bayangan tadi masuk ke ruangan itu. Di ujung dapur ada sebuah pintu. Aku belum begitu tau tentang ruangan-ruangan di rumah ini, mungkin itu adalah sebuah gudang.

Perlahan kubuka pintu itu. Ternyata ada sebuah lorong. Di sana gelap, tak ada cahaya. Aku berjalan dengan hati-hati, berusaha supaya tak menabrak sesuatu. Aku meraba-raba dinding, barang kali ada saklar di sekitar sini. Hasilnya nihil, tetapi mataku mulai terbiasa dengan gelap. Walaupun tak sepenuhnya bisa melihat dengan jelas, paling tidak aku bisa melihat keadaan di sekitarku dalam remang-remang.

“Rara…..” aku tersentak ketika mendengar namaku dipanggil dan menyadari itu bukan suara Rama, ayah, ataupun ibu.

“S..sss..ssiapa?“ bulu kudukku mulai berdiri. Udara di sini tiba-tiba menjadi dingin. Kaca-kaca bergetar dan tikut-tikus menjadi ribut bercicit-cicit seolah-olah ada suatu bahaya yang datang.

“Jangan-jangan itu……” aku tak melanjutkan kata-kata ketika kudengar suara berdebum di belakangku.

Aku berbalik menghadap pintu. Hanya berjarak beberapa meter di depanku berdiri sesosok gadis cantik yang sangat familiar. Gadis itu sebaya denganku. Sulit dipercaya, mungkin ini hanya mimpi. Tapi itu benar-benar nyata. Dia benar-benar mirip denganku. Rambut ikalnya, tingginya, bahkan wajahnya. Hanya saja dia terlihat pucat. Dia mengenakan gaun panjang warna putih seperti jubah. Rambut hitam panjang, kulit pucat dipadukan dengan gaun putih memang menyeramkan bila di bayangkan.

Kurasakan keringat dingin bercucuran didahiku. Ya. Aku ketakutan. Aku berusaha untuk berlari, tapi tak bisa. Seperti ada yang mengunci kakiku.

Tiba- tiba kurasakan sentuhan dingin di leherku. Kencang dan semakin kencang. Ada yang mencekikku. Kerongkonganku mulai mengering. Aku tak bisa berteriak.

“T..tt..toolongg!!” suaraku tak cukup didengar oleh orang lain. Tiba-tiba tangan itu membenturkan aku ke tembok. Lagi…lagi…dan lagi…hingga bisa kurasakan darah segar mengalir di keningku. Sementara aku kesakitan, gadis itu tertawa. Tawanya menggelegar memekakkan telinga. Aku mulai kehabisan oksigen. Dan akhirnya aku mencoba untuk memejamkan mata.

Sekarang hening. Tawa itu sudah tak ada. Nafasku pun kembali normal, bahkan aku sudah tidak merasakan sakit lagi. Pelan-pelan aku membuka mata, mengamati sekeliling yang masih gelap. Dia ada di sebelahku.

“Hai, Jangan takut. Aku hanya ingin menjadi teman.”
“Sssiapa kamu?”
“Aku seorang teman, nama kamu Rara kan?”
“Tau dari mana?”
“Ha..ha..ha..tentu aku tahu setiap penghuni rumah ini. Bukankah aku pemilik rumah ini?”
“Tetapi bukankah kata Ayah pemilik rumah ini sudah pindah?”
“Ya, memang. Mereka sudah pindah tetapi aku ditinggal sendiri di sini.”
“Mereka? Ayah dan ibumu?”
“Oh bukan, tapi ibu dan saudara tiriku.”
“Lalu orang tua kandungmu ke mana?”
“Ibuku meninggal ketika aku berumur tujuh tahun, dan lima tahun setelah itu ayah menikah lagi dengan seorang janda beranak satu. Tentu saja mereka jahat kepadaku. Mereka selalu menyiksaku ketika ayah kerja dan berpura-pura baik ketika ayah di rumah.”
“Lalu di mana ayahmu?”
“Waktu itu ayah memergoki ketika aku disiksa, dan….”
“Dan apa?”
“Dan mereka membunuh ayahku.”
“Oh, kejam sekali. Apa kamu tidak melapor ke polisi?”
“Setelah kematian ayahku mereka mengunciku di sini, tentu saja aku tidak bisa ke mana dan mereka menjual rumah ini.”
“Lalu bagaimana kau bisa keluar? Siapa yang menolongmu?” Dia tak menjawab pertanyaanku. Malah tersenyum lebar menyeringai.
“Ayo ikut aku.”
“Ke mana?”
“Akan aku tunjukkan sesuatu.”

Dia mengajakku menelusuri sepanjang lorong. Aku mengikutinya dari belakang. Tapi anehnya sekarang aku tidak punya rasa takut, malah bersemangat dengan apa yang ditunjukkannya padaku. Dia membawaku ke sebuah ruangan kecil. Di sana ada sebuah perapian. Di sudut ruangan terdapat banyak tumpukan kardus bekas. Dan di pojok sana ada sebuah kursi goyang. Dia menunjukkan lukisan-lukisan yang terpajang di dindng, memperlihatkan foto ayah dan ibu kandungnya.

“Silahkan, duduklah!” dia mempersilahkanku duduk di samping kursi goyangnya dan aku merasa nyaman dengan keramahannya.
“Terima kasih”
“Ha..ha..ha..” baru saja aku berpikir dia orang yang baik, dia malah kembali tertawa seperti waktu di lorong tadi. Aku kembali ketakutan.
“Apanya yang lucu?” aku bertanya, berusaha bersikap polos dan tidak memperlihatkan kegugupanku.
“Di tempat ini aku mati.”
“Mm…m..maksudnya?”

Dia mengalihkan pandangan ke sudut ruangan dan aku mengukuti arah matanya. Astaga itu adalah tulang belulang manusia dan ada sebuah boneka di sampingnya.

“ Aaa…apa itu?”
Dia melirikku dan menatapku dengan tatapan ingin membunuh. Aku tak berani untuk melihat wajahnya. Maka kulihat saja tulang-tulang itu.
“Itu aku, Rara. Mereka mengurungku sampai mati.”
“Kamu?”
“Ya, aku memang hantu. Dan sekarang aku tak sendiri lagi. Aku sudah mendapatkanmu teman. Tinggalah bersamaku di sini.”
“Enggak, aku mau pergi. Aku akan minta ayah untuk pergi dari rumah ini malam ini juga.”
“Ha..ha..ha..”
Dia kembali tertawa, dan membuat kaca bergetar. Aku benar-benar ketakutan. Aku ingin berdiri tapi tak bisa. Tiba-tiba sekujur tubuhku menjadi kaku. Aku tidak bisa apa-apa, kucoba untuk membaca doa sebisaku.

Oh Tuhan dia berubah menjadi hantu, seperti monster. Dia menyeramkan. Dia tak lagi terlihat cantik seperti tadi. Darah-darah mulai bercucuran dari mata, hidung, dan telinganya. Kulitnya mengelupas bau busuk pun menyengat. Tawanya semakin menggelegar. Aku menjerit.

“ Tidaaaaaaaaaaaaak!!!”

Tubuhku mulai meregang. Yah…sekarang aku bisa lari. Aku tak buang-buang waktu berusaha lari sekencang mungkin. Tawanya masih terdengar di lorong. Telingaku sakit berdenging, pintu keluar sudah terlihat. Aku hanya tinggal lari beberapa langkah dan aku akan selamat. Ya…setidaknya itu harapanku.

Aku meraskan tubuhku berguncang ketika akhirnya sampai di pintu. Kukunci pintu itu rapat-rapat. Aku merasakan lega yang sangat dahsyat. Jantungku masih terpacu sangat cepat dan nafasku tersengal-sengal.

“Pokoknya aku harus meminta ayah untuk pindah dari rumah ini, ya, hari ini juga harus pindah,” aku berjalan terhuyung menuju kamar, dan baru aku sadari bahwa hari sudah pagi. Bisa aku rasakan sinar matahari yang masuk dari jendela yang menghangatkan tubuhku.

“Raraaa!” tiba-tiba ibu berteriak histeris. Mungkin ibu panik karena tak menemukanku ada di kamar.
“Iya bu,” aku berlari-lari kecil menuju kamar. Kulihat ayah dan Rama juga ada di kamarku
“Pagi bu, selamat pagi. Bu, Ayah, Rama maaf semalam aku pergi ke gudang dan tidak bilang.”
“Rara, kenapa kamu tinggalin ibu nak?”
“Aku sudah kembali kok Bu.” Aku berteriak. Tetapi mereka tetap saja menangis.
“Apa mungkin tidak dengar suaraku ya?”

Ketika aku masuk kamar. Aku melihat ayah dan Rama menangis terisak-isak sambil berpelukan di samping almari bajuku.

“Ayah? Rama? Aku sudah pulang. Udah dong nangisnya,” tetapi mereka tak melihat sedikit pun ke arahku, malah melihat ke arah tempat tidurku.
“Kalian kenapa sih? Nangisin apa? “ aku mulai sebal.
Aku mengikuti pandangan ayah dan Rama. Aku terpekik ketika melihat ibu menangis tersedu mencoba untuk membangunkanku yang terbaring kaku di atas tempat tidur.
Aku mendekati Ibu. “Oh..ngak mungkin. Itu bukan aku. Aku masih hidup. Ibu..Ibu bisa denger aku kan? Aku masih hidup Bu. Itu bukan aku!!”

Aku mulai menitikan air mata, belum percya bahwa itu adalah mayatku. Aku bisa melihat dengan jelas mayat itu sudah kaku, dingin, pucat, dan terdapat luka di dahi.

“Kamu memang sudah mati Rara. Terima sajalah. Sekarang kamu jadi temanku di sini.”
“Sisi?”
“Ha..ha..ha..gak usah cengeng.”
“Aku belum mati!”
“Inget ngak waktu di lorong? Waktu aku mencekik dan membenturkanmu ke tembok? Saat itu juga kamu langsung mati dan ayah kamu menemukan mayatmu ketika mau mengambil sekop dan menggotongmu ke sini. Ha..ha..ha..”
“Jadi aku benar-benar sudah mati?” Rumah baru sekaligus menjadi tempat terakhirku hidup bersama ayah, ibu dan Rama.

Rumah yang penuh kepalsuan mencari nyawa untuk dijadikan teman. Tetapi kenapa harus Aku. Kenapa? Rumah ini munafik..terlihat anggun tetapi penuh dendam.



***

Sejak keluargaku pergi dari rumah ini, tak ada lagi yang datang ke mari. Rumah ini kembali sepi. Hanya ada aku dan Sisi yang menjaga dan merawat rumah ini agar ada yang mau datang lagi. Karena kami kesepian, kami ingin mencari teman. Terutama aku yang menjadi penghuni baru rumah kuno ini.



Oleh : Siti Rahmawati
Baca selengkapnya »

Minggu, 05 Juni 2011

Hikayat Bayan Budiman

Khoja Mubarak seorang saudagar kaya di negeri yang bernama Ajam. Beliau mempunyai seorang anak yang bernama Khoja Maimun. Apabila cukup umurnya, Khoja Maimun telah dikahwinkan dengan Bibi Zainab.

Oleh kerana hampir kehabisan harta, Khoja Maimun bercadang untuk pergi belayar dan berniaga. Sebelum belayar, Khoja Maimun telah membeli dua ekor burung sebagai peneman isterinya sepeninggalan beliau pergi belayar. Seekor burung bayan dan seekor burung tiung. Apabila sampai masa hendak pergi belayar, Khoja Maimun berpesan kepada isterinya supaya sentiasa bermuafakat dengan burung-burung itu sebelum melakukan sesuatu perkara.

Sepeninggalan Khoja Maimun, Bibi Zainab yang tinggal sendiri berasa kesunyian. Semasa duduk termenung di tingkap, seorang putera raja lalu dihadapan rumahnya. Kedua-duanya saling berpandangan dan berbalas senyum.

Sejak hari itu Bibi Zainab telah jatuh berahi terhadap putera raja itu. Putera Raja itu juga telah jatuh cinta pada Bibi Zainab. Dengan perantaraan seorang perempuan tua, pertemuan antara mereka berdua telah dapat di atur.

Sebelum meninggalkan rumahnya, Bibi Zainab telah menyatakan hasratnya kepada burung tiung betina yang diharapnya akan lebih memahami perasaannya. Maka jawab tiung;
“ya, tuan yang kecil molek, siti yang baik rupa, pekerjaan apakah yang tuan hamba hendak kerjakan ini? Tiadakah tuan takut akan Allah subhanahu wataala dan tiadakah tuan malu akan Nabi Muhammad, maka tuan hendak mengerjakan maksiat lagi dilarangkan Allah Taala dan ditegahkan Rasulullah s.a.w. Istimewanya pula sangat kejahatan, dan tiada wajib atas segala perempuan membuat pekerjaan demikian itu. Tiadakah tuan mendengar di dalam al-Quran dan kitab hadis Nabi, maka barangsiapa perempuan yang menduakan suaminya, bahawa sesungguhnya disulakan oleh malaikat di dalam neraka jahanam seribu tahun lamanya…”

Teguran burung tiung betina itu membuatkan Bibi zainab marah lalu dihempaskan burung itu ke bumi. Matilah burung itu.

Bibi Zainab setertusnya meminta nasihat daripada burung bayan pula sambil mencurahkan hasrat hatinya itu. Setelah mendengar semuanya, burung bayan pun berkata;
“Adapun hamba ini haraplah tuan, jikalau jahat sekalipun pekerjaan tuan, insyaAllah di atas kepala hambalah menanggungnya, jika datang suami tuan pun, tiada mengapa, daripada hamba inipun hendak membuat bakti kepada tuan dan berbuat muka pada suami tuan itu. Baiklah tuan segera pergi, kalau-kalau lamalah anak raja itu menantikan tuan, kerana ia hendak bertemu dengan tuan. apatah dicari oleh segala manusia di dalam dunia ini, melainkan martabat, kebesaran dan kekayaan?Adakah yang lebih daripada martabat anakj raja? tetapi dengan ikhtiar juga sempurnalah adanya. Adapun akan hamba tuan ini adalah seperti hikayat seekor unggas bayn yang dicabut bulunya oleh seorang isteri saudagar….“

Burung Bayan tidak melarang malah dia menyuruh Bibi Zainab meneruskan rancangannya itu, tetapi dia berjaya menarik perhatian serta melalaikan Bibi Zainab dengan cerita-ceritanya. Bibi Zainab terpaksa menangguh dari satu malam ke satu malam pertemuannya dengan putera raja. begitulah seterunya sehingga Khoja Maimun pulang dari pelayarannya.

Bayan yang bijak bukan sahaja dapat menyelamatkan nyawanya tetapi juga dapat menyekat isteri tuannya daripada menjadi isteri yang curang. Dia juga dapat menjaga nama baik tuannya serta menyelamatkan rumahtangga tuannya.
Baca selengkapnya »

Aku Pun Tak Mau Tahu

Ketika semua ucap dan perintah tak lagi diacuhkan
Bualanku kosong anggapan angin lalu
Indera pun tlah rapat tak bercelah
Berpaling bagai binatang bertanduk yang pasrah

Aku pun muak dan ingin berontak padanya
Merobek, membungkam, dan meredam omelannya
Lelah ku berjalan terkadang ku ingin berhenti
Tetapi ku mencintainya hingga ku trus berjalan
Sampai detik ini, sampai menit ini, sampai jam ini, sampai hari ini
Tapi ku tak tahu esok

Dengarlah tulisanku ini merintih
Meminta kau tuk diam! Sejenak, sesaat saja
Kebisingan ini yang membuatku lelah dan ingin pasrah

Aku pun tak mau tahu
Karna ku tlah memberi tahu
Aku pun tak mau tahu
Karna kau tak mau tahu
Aku pun tak mau tahu
Karna ku tlah lelah memberi tahu


Candra Handoko
Baca selengkapnya »

Selasa, 24 Mei 2011

Ulangan Harian Satu Semester Genap

A. Pilihlah jawaban yang Anda anggap paling benar!
1. Paragraf argumentasi adalah….
a. Paragraf yang berusaha untuk menceritakan suatu kejadian berdasarkan urutan waktu (secara kronologis).
b. Paragraf yang berusaha untuk menggambarkan secara detail tempat atau waktu kepada pembaca agar pembaca solah-olah melihat.
c. Paragraf yang berusaha menjelaskan/memaparkan informasi kepada pembaca sehingga dapat memperluas pengetahuan.
d. Paragraf yang berusaha memengaruhi pembaca agar gagasan atau pendapat yang disampaikan penulis diyakini kebenarannya dengan disertai bukti/fakta.
e. Paragraf yang berusaha untuk mengajak pembaca agar mau melakukan apa yang disebut dalam paragraf itu.

2. Benar saja kalau teman-teman sekelasnya menganggap Dio sebagai kutu buku. Setiap hari Dio tidak pernah terlihat tanpa memegang buku. Di kelas, kantin, bahkan di WC pun tangannya selalu memegang buku. Buku-buku yang dibacanya biasanya berjenis sains (matematika dan IPA). Oleh karna itu, pengetahuan Dio pada mapel itu sangat luas. Bila teman-temannya mengalami kesulitan pada mapel matematika dan IPA Dio tak jarang membantunya.
Pola pengembangan paragraf argumentasi di atas adalah….
a. sebab-akibat
b. umum khusus
c. deduktif
d. induktif
e. argumentatif

3. Tujuan yang ingin dicapai melalui paragraf argumentasi adalah….
a. pembaca meyakini bahwa ide atau gagasan adalah benar
b. penulis meyakini bahwa ide atau gagasan adalah benar
c. mengajak kepada pembaca agar melakukan yang disarankan oleh penulis
d. memperluas pengetahuan pembaca
e. pembaca mengetahui jalan cerita secara runtut

4. Kutipan yang ditulis dengan cara menggunakan bahasa sendiri (memparafrasekan) dari bagian yang dikutip disebut dengan kutipan….
a. kutipan langsung
b. kutipan tidak langsung
c. kutipan semi langsung
d. jiplakan
e. menyadur

5. Pengarang : S. Suharianto
Tahun buku diterbitkan : 1981
Halaman buku yang dikutip : 12
Puisi adalah hasil pengungkapan kembali segala peristiwa atau kejadian yang terdapat di dalam kehidupan sehari-hari.
Penulisan kutipan yang benar adalah….
a. Menurut Suharianto (1981: 12) bahwa puisi adalah hasil pengungkapan kembali segala peristiwa atau kejadian yang terdapat di dalam kehidupan sehari-hari.
b. Menurut Suharianto (1981: 12) “puisi adalah hasil pengungkapan kembali segala peristiwa atau kejadian yang terdapat di dalam kehidupan sehari-hari.”
c. “Puisi adalah hasil pengungkapan kembali segala peristiwa atau kejadian yang terdapat di dalam kehidupan sehari-hari (dalam Suharianto 1981: 12).”
d. Puisi adalah hasil pengungkapan kembali segala peristiwa atau kejadian yang terdapat di dalam kehidupan sehari-hari. (Suharianto 1981: 12)
e. Suharianto mengungkapkan bahwa puisi adalah ungkapan segala sesuatu yang terjadi dalam kehidupan seseorang.

6. Di bawah ini yang termasuk konjungsi antarkalimat bermakna serempakan adalah….
a. oleh karena itu
b. akan tetapi
c. sementara itu
d. selain itu
e. sebaliknya

7. Konjungsi antarkalimat yang menyatakan optatif (harapan) adalah….
a. kecuali
b. walaupun
c. misalnya
d. semoga
e. artinya

8. Satuan gramatikal yang terdiri atas dua kata atau lebih dari dua kata yang masing-masing unsurnya tidak menduduki fungsi disebut….
a. morfem
b. frase
c. klausa
d. kalimat
e. wacana

9. Tadi malam Eli mencuci pakaiannya.
Frase yang digaris bawah pada kalimat di atas termasuk jenis frase….
a. nominal
b. verbal
c. pronominal
d. adjektival
e. adverbial

10. saya sedang membaca koran di teras rumah
Berdasarkan predikatnya, klausa di atas termasuk….
a. Klausa verbal transitif
b. Klausa verbal intransitif
c. Klausa nominal
d. Klausa adjektival
e. Klausa adverbial

B. Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan singkat dan jelas!

1. Buatlah sebuah paragraf argumentasi dengan menggunakan pola pengembangan induktif (minimal empat kalimat)!
2. Pengarang : Herman J. Waluyo
Tahun buku diterbitkan : 2003
Halaman buku yang dikutip : 10
Pengimajian adalah kata atau susunan kata-kata yang dapat memperjelas atau mengonkretkan apa yang dinyatakan oleh penyair.
Buatlah kutipan langsungnya!
3. Buatlah masing-masing satu contoh penggunaan konjungsi antarkalimat yang bermakna balikan dan jelasan!
4. Buatlah masing-masing satu contoh frase:
a. nominal
b. verbal
c. adjektival
e. demonstrativa
5. Buatlah dua buah contoh klausa bebas!
Baca selengkapnya »

Rabu, 18 Mei 2011

Ulangan Kenaikan Kelas

Diberitahukan kepada siswa-siswi kelas X dan XI SMA Islam Sudirman Ambarawa, bahwa ulangan akhir semester genap (ulangan kenaikan kelas) akan diselenggarakan mulai Senin, 30 Mei 2011 sampai dengan Rabu, 8 Juni 2011. Mohon untuk mempersiapkan diri dengan baik.
Jangan lupa belajar dan berdoa, oke? Tetap semangat!
Baca selengkapnya »

Berjuang Demi Hidup

Aku bertemu dia di terminal Bawen ketika aku akan mudik ke Solo. Aku bertemu dengannya ketika aku dan kedua orang tuaku menuggu bus untuk menuju ke Solo. Dia mengghampiri tempat kami menuggu bus di peron. Dia berjalan sambil membawa sebuah alat musik yang berbentuk menyerupai gitar tapi berukuran kecil, orang menyebutnya Kentrung.
Setelah dia sampai di tempat kami menuggu bus di peron, dia langsung memainkan gitar kecilnya dan memainkan sebuah lagu. Dia adalah seorang pengamen cilik. Dia bernyanyi di depan setiap banyak orang dan di warung atau toko di sekitar teminal. Dia bernyanyi dengan suara merdunya dan keahlian memainkan gitarnya. Semua itu dilakukannya hanya demi uang.
Sesudah ia selesai menyanyikan lagu aku menyuruh dia untuk duduk di sampingku, sambil memberi uang, aku mengajak dia mengobrol.
“Hai aku Andy, siapa namamu?” sapaku padanya.
“Namaku, Doni,” jawab pengamen cilik itu.
“Di mana rumahmu, dan kenapa kamu bekerja menjadi seorang pengamen ?” aku bertanya lagi.
Dia terdiam sejenak lalu menjawab, “Rumahku di dekat terminal ini dan aku bekerja menjadi pengamen untuk mencari uang dan membantu orang tua.”
“Apakah ayahmu tidak bekerja?”
“Sebenarnya ayahku sudah meninggal sejak kecil,” jawabnya.
“Ups, maaf. Aku turut berduka cita atas kepergian ayahmu,” jawabku lagi.
Kemudian aku bertanya lagi, “Apakah kamu tidak sekolah?”
Dia menjawab, “Ya, aku tidak bersekolah sejak kecil, karena tidak ada dana untuk biaya membeli buku, alat sekolah, dan untuk membeli seragam.”
Kami berbincang- bincang cukup lama. Tidak lama kemudian bus yang akan kami naiki telah datang. Lalu aku dan kedua orang tuaku berjalan menaiki bus dan ia kembali melanjukan pekerjaannya. Aku berharap suatu hari nanti aku bisa bertemu dengan Doni. Mungkin saat aku pulang mudik aku akan bertemu dengannya.
Aku yakin pasti ibunnya senang dan bangga memiliki anak seperti Doni. Anak yang mau bekerja membantu orang tuanya. Walaupun ia tidak bersekolah karena tidak ada biaya untuk sekolah, tetapi ia tetap bersemangat dan tak pernah putus asa. Pekerjaanya mengamen di terminal banyak resiko, walaupun begitu ia mengambill resiko keselamatan dirinya.
Contoh beberapa resiko dari pekerjaannya adalah dia bisa diganggu oleh preman di terminal itu. Selain diganggu preman, resiko lain dari pekerjaannya adalah tertangkap polisi. Saat kami berbincang tadi, aku sempat bertanya padanya, apa kamu tidak pernah diganggu, atau tertangkap oleh razia polisi. Dia menjawab bahwa ia pernah diganggu preman, tetapi ia masih saja semangat untuk tetap bekerja demi membantu orang tuanya .
Dia berkerja untuk membantu orang tunya mencukupi kebutuhan sehari-hari keluarganya. Selain itu ia juga berkerja untuk membantu membiayai sekolah adik-adiknya. Ia adalah peran menggantikan ayahnya yang telah meniggal dunia. Dia bekerja mencari uang untuk kelangsungan hidup keluarganya. Ia bekerja mencari nafkah layak seorang ayah .
Akupun bangga dan salut padanya, ia mau mengamen ditengah panasnya sinar matahari. Ia adalah seorang yang bersifat pejuang keras dan baik hati. Dia rela tidak bersekolah demi adik-adiknya yang lebih membutuhkan pendidikan dari pada dirinya, itu adalah pendapatnya. Selain ia rela tidak bersekolah ia juga tidak punya waktu bermain dangan teman-temannya. Suatu hari nanti aku akan meniru prinsipnya yaitu terus berjuang dan tak pernah putus asa, berjuang hidup demi keluarganya.


Oleh: Rani Hidayat
Baca selengkapnya »

Senin, 16 Mei 2011

Surat Cinta

Boyolali, 6 Desember 2010

Yang selalu di hatiku,
Dewi Anisa Habibah
di Jln. Kenanga 1987
Kab. Semarang

Kasih, izinkanlah mulut ini membiasakan untuk menyebut namamu yang mereliefkan alfabet yang membentuk kata terindah. Suatu kata yang menimbulkan keindahan visual jika kedua mata yang semakin sayu ini melihat. Sebuah kata yang mampu memberikan tetesan pembasuh mataku hingga menghilangkan perih yang terkadang mendera. Menegangkan syaraf-syaraf mataku yang semakin detik berdetak atau jarum jam berputar semakin kabur pandang ini.
Engkaulah sebuah nama yang terdengar lembut oleh daun telingaku hingga mampu menggetarkan dengan halus genderang telinga yang menembus dan memberikan impuls syaraf yang mengantarkan ke otakku hingga mulutku hanya bisa memuji keindahan dirimu. Engkaulah sebuah irama nada dengan intonasi dan lagu yang merdu dan nyaring ketika kedua bibir ini berucap namamu. Engkaulah wanita yang selalu muncul dalam imajiku saat mata ini membuka lebar atau terpejam rapat karena engkau terlalu sempurna untuk menjadi manusia.
Ya habibi, engkaulah penyejuk hatiku yang dahaga akan tetesan air ketulusan cinta yang membuat diri ini kembali percaya pada indah dan nikmatnya cinta sejati. Kepercayaan terhadap sebuah cinta yang dianugerahkan Tuhan kepada manusia. Oh adindaku, engkau adalah sebuah nama yang setiap abjad yang merangkai mampu memengaruhi gerak langkah dan ucap tuturku. Nama yang selalu aku ulang dan aku ulang. Sebuah nama yang menjadi dzikir, kuhitung dengan jari hinga jari jemariku berdarah karena sudah tak sanggup lagi untuk menghitung berapa kali aku mengucapkan namamu.
Kau tahu kasih? Kaulah yang saat ini aku ingat. Ingatanku takkan pernah tertidur walau mata ini terpejam tuk mencari kegelapan. Keindahan akan mengingatmu membuat seluruh tubuhku merindukan seluruh jiwa dan ragamu walau bumi ini baru setengah putaran mengelilingi matahari yang selalu duduk di porosnya. Rindu pada wajahmu yang kau balut dengan jilbab muslimah. Rindu pada lakumu dengan menunduk dan juga kata-kata halus yang slelalu kau ucapkan.
Ya habibi, aku menghilang meninggalkan bayanganku di depanmu semata-mata berjuang untuk membentuk diriku yang sebenarnya, agar bisa disebut sebagai sebenarnya manusia. Inilah sebuah tahapan perjuanganku untuk berucap khitbah padamu. Kasih, jika kelak aku sudah menjadi sebenarnya orang, izinkanlah aku memilikimu seutuhnya. Memiliki dirimu seutuhnya adalah sebuah mimpi yang selalu menghiasi setiap malamku. Dengan memiliki dirimu seutuhnya dan kau mengikhlaskan dirimu untukku, aku ingin di setiap mataku membuka sehabis lenyap dari mimpi-mimpi di malam hari, aku ingin yang pertama kulihat adalah wajahmu dengan senyuman indah. Kau tahu kasih? Dengan senyuman itu maka seluruh bara api yang membakar matahari seolah berhijrah dan menggelora di dalam hatiku. Aku ingin juga ketika mata ini sudah mulai lelah untuk melihat dunia dan ingin beristirahat, mata ini sempat melihat senyumanmu. Aku ingin memberikan kecupan di keningmu sebelum mata ini menembus dunia mimpi. Aku juga ingin memeluk erat dirimu karena aku takut bila pagi datang dan ternyata mata ini sudah tak mampu melihat dunia dan raga jiwa ini sudah jenuh dengan dunia, aku telah merasakan indahnya hari-hari bersamamu.
Kasih, walaupun diri ini jauh dari dirimu, tetapi sukma ini selalu mendekati dirimu. Percayalah padaku kasih, karena dengan itu cinta kita akan selalu beriring berdampingan. Melalui sepucuk surat ini kutitipkan rindu untukmu seorang. Aku menyadari bahwa kertas ini tak mampu menampung seluruh rinduku padamu. Tetapi, paling tidak melalui surat ini, sedikit kerinduanku dapat menghampiri dirimu yang jauh dari ragaku. Kasih, melalui surat ini juga aku membuktikan bahwa ingatanku tentangmu tak sedikitpun berkurang, bahkan ingatanku semakin tajam karena setiap malam ingatan ini terasah oleh kerinduan dengan menembus jarak dan waktu. Ya habibi, ingatanku juga lah yang memaksa tanganku untuk mengambil kertas dan memegang bolpoin dan menggoreskan tentangmu.
Begitu banyak yang ingin aku tumpahkan dalam surat ini, tatapi apa daya tinta yang aku pakai sudah tak mampu lagi memberi warna. Kertas yang aku pakai sudah terlalu lusuh untuk aku pakai menuliskan perasaanku padamu. Inilah surat cintaku untukmu sebagai pengurang rasa rindu. Kata terakhir yang ingin aku tuliskan dalam ini surat cinta ini tulus dari dalam lubuk hati, “aku cinta padamu.”

Yang selalu merindumu,


Kab. Semarang, 10 Mei 2011

Tulisan ini dibuat semata-mata hanya ingin memuji seseorang yang selama ini masih menjadi maya di dunia maya. Mohon maaf jika ada kesamaan nama dalam penggunaan nama dalam tulisan ini, karena ini ketidaksengajaan penulis.
Baca selengkapnya »

Senin, 18 April 2011

Bisakah Aku Menghapus Namamu?

Malam yang sesunyi ini
Kuberkata dalam hati kecilku
Ku tak ingin kau berubah dalam keadaan ini
Aku merindukan kamu yang dulu

Kuberdiri untuk menanti dirimu kembali kepadaku
Bersama kenangan yang dulu ada
Dan kucoba tuk melupakanmu

Tapi apalah dayaku
Ku tak bisa melupakan bayangmu
Yang selalu menghantui hati sunyiku

Saat ku bisa menghapus namamu
Dan melupakan bayang wajahmu
Kenapa kau kembali di hadapanku lagi?



Karya: Bella A.W.
Baca selengkapnya »

Jumat, 15 April 2011

Buya Hamka, Tokoh Ulama dan Sastrawan


HAMKA (1908-1981), adalah akronim kepada nama sebenar Haji Abdul Malik bin Abdul Karim Amrullah. Beliau adalah seorang ulama, aktivis politik dan penulis Indonesia yang amat terkenal di alam Nusantara. Beliau lahir pada 17 Februari 1908 di kampung Molek, Meninjau, Sumatera Barat, Indonesia. Ayahnya ialah Syeikh Abdul Karim bin Amrullah atau dikenali sebagai Haji Rasul, seorang pelopor Gerakan Islah(tajdid) di Minangkabau, sekembalinya dari Makkah pada tahun 1906.

HAMKA mendapat pendidikan rendah di Sekolah Dasar Meninjau sehingga Darjah Dua. Ketika usia HAMKA mencecah 10 tahun, ayahnya telah mendirikan Sumatera Thawalib di Padang Panjang. Di situ HAMKA telah mempelajari agama dan mendalami bahasa Arab. HAMKA juga pernah mengikuti pengajaran agama di surau dan masjid yang diberikan ulama terkenal seperti Syeikh Ibrahim Musa, Syeikh Ahmad Rasyid, Sutan Mansur, R.M. Surjoparonto dan Ki Bagus Hadikusumo.

Kerjaya HAMKA bermula sebagai guru agama pada tahun 1927 di Perkebunan Tebing Tinggi, Medan dan guru agama di Padang Panjang pada tahun 1929. HAMKA kemudian dilantik sebagai pensyarah di Universitas Islam, Jakarta dan Universitas Muhammadiyah, Padang Panjang dari tahun 1957 hingga tahun 1958. Setelah itu, beliau dilantik sebagai Rektor Perguruan Tinggi Islam, Jakarta dan Profesor Universitas Mustapo, Jakarta. Dari tahun 1951 hingga tahun 1960, beliau dilantik sebagai Pegawai Tinggi Agama oleh Menteri Agama Indonesia, tetapi meletakkan jawatan apabila Sukarno memberi kata dua sama ada menjadi pegawai kerajaan atau bergiat dalam politik Majlis Syura Muslim Indonesia (Masyumi).

HAMKA lebih banyak belajar sendiri dan melakukan penyelidikan meliputi pelbagai bidang ilmu pengetahuan seperti falsafah, kesusasteraan, sejarah, sosiologi dan politik, sama ada Islam ataupun Barat. Dengan kemahiran bahasa Arabnya yang tinggi, beliau dapat menyelidiki karya ulama dan pujangga besar di Timur Tengah seperti Zaki Mubarak, Jurji Zaidan, Abbas al-?Aqqad, Mustafa al-Manfaluti dan Hussain Haikal. Melalui bahasa Arab juga, beliau meneliti karya sarjana Perancis, Inggeris dan Jerman seperti Albert Camus, William James, Freud, Toynbee, Jean Sartre, Karl Marx dan Pierre Loti. HAMKA juga rajin membaca dan bertukar-tukar fikiran dengan tokoh-tokoh terkenal Jakarta seperti HOS Chokroaminoto, Raden Mas Surjoparonoto, Haji Fakrudin, Ar Sutan Mansur dan Ki Bagus Hadikusumo sambil mengasah bakatnya sehingga menjadi seorang pemidato yang handal.

HAMKA juga aktif dalam gerakan Islam melalui pertubuhan Muhammadiyah. Beliau menyertai pertubuhan itu mulai tahu 1925 bagi menentang khurafat, bidaah, tarekat dan kebatinan sesat di Padang Panjang. Mulai tahun 1928, beliau mengetuai cawangan Muhammadiyah di Padang Panjang. Pada tahun 1929, HAMKA mendirikan pusat latihan pendakwah Muhammadiyah dan dua tahun kemudian beliau menjadi konsul Muhammadiyah di Makasar. Kemudian beliau terpilih menjadi ketua Majlis Pimpinan Muhammadiyah di Sumatera Barat oleh Konferensi Muhammadiyah, menggantikan S. Y. Sutan Mangkuto pada tahun 1946. Beliau menyusun kembali pembangunan dalam Kongres Muhammadiyah ke-31 di Jogjakarta pada tahun 1950. Pada tahun 1953, HAMKA dipilih sebagai penasihat pimpinan Pusat Muhammadiah. Pada 26 Julai 1957, Menteri Agama Indonesia iaitu Mukti Ali melantik HAMKA sebagai ketua umum Majlis Ulama Indonesia tetapi beliau kemudiannya meletak jawatan pada tahun 1981 kerana nasihatnya diketepikan oleh kerajaan Indonesia.

Kegiatan politik HAMKA bermula pada tahun 1925 apabila beliau menjadi anggota parti politik Sarekat Islam. Pada tahun 1945, beliau membantu menentang kemaraan kembali penjajah Belanda ke Indonesia melalui pidato dan menyertai kegiatan gerila di dalam hutan di Medan. Pada tahun 1947, HAMKA dilantik sebagai ketua Barisan Pertahanan Nasional, Indonesia. Beliau menjadi anggota Konstituante Masyumi dan menjadi pemidato utama dalam Pilihan Raya Umum 1955. Masyumi kemudiannya diharamkan oleh pemerintah Indonesia pada tahun 1960. Dari tahun 1964 hingga tahun1966, HAMKA telah dipenjarakan oleh Presiden Sukarno kerana dituduh pro-Malaysia. Semasa dipenjarakanlah maka beliau mula menulis Tafsir al-Azhar yang merupakan karya ilmiah terbesarnya. Setelah keluar dari penjara, HAMKA dilantik sebagai ahli Badan Musyawarah Kebajikan Nasional, Indonesia, anggota Majlis Perjalanan Haji Indonesia dan anggota Lembaga Kebudayaan Nasional, Indonesia.

Selain aktif dalam soal keagamaan dan politik, HAMKA merupakan seorang wartawan, penulis, editor dan penerbit. Sejak tahun 1920-an lagi, HAMKA menjadi wartawan beberapa buah akhbar seperti Pelita Andalas, Seruan Islam, Bintang Islam dan Seruan Muhammadiyah. Pada tahun 1928, beliau menjadi editor majalah Kemajuan Masyarakat. Pada tahun 1932, beliau menjadi editor dan menerbitkan majalah al-Mahdi di Makasar. HAMKA juga pernah menjadi editor majalah Pedoman Masyarakat, Panji Masyarakat dan Gema Islam.

HAMKA juga menghasilkan karya ilmiah Islam dan karya kreatif seperti novel dan cerpen. Karya ilmiah terbesarnya ialah Tafsir al-Azhar (5 jilid) dan antara novel-novelnya yang mendapat perhatian umum dan menjadi buku teks sastera di Malaysia dan Singapura termasuklah Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck, Di Bawah Lindungan Kaabah dan Merantau ke Deli.

HAMKA pernah menerima beberapa anugerah pada peringkat nasional dan antarabangsa seperti anugerah kehormat Doktor Honoris Causa, Universiti al-Azhar, 1958; Doktor Honoris Causa, Universiti Kebangsaan Malaysia, 1974; dan gelaran Datuk Indono dan Pengeran Wiroguno daripada kerajaan Indonesia.

HAMKA telah pulang ke rahmatullah pada 24 Julai 1981, namun jasa dan pengaruhnya masih terasa sehingga kini dalam memartabatkan agama Islam. Beliau bukan sahaja diterima sebagai seorang tokoh ulama dan sasterawan di negara kelahirannya, malah jasanya di seluruh alam Nusantara, termasuk Malaysia dan Singapura, turut dihargai.
Baca selengkapnya »

Cinta Tak Harus Memiliki

Cinta memang tak selamanya bisa indah
Cinta juga bisa berubah menjadi sakit
Begitu yang kurasakan kini perih hatiku tinggal kehancuran
Tak pernah terbayangkan dan tak pernah terpikirkan
Cintaku dan cintamu akan berpisah
Namun harus kurelakan itu untuk hidupmu agar lebih baik
Maafkan aku setulus hatimu kepergian diriku itu bikan keinginanku
Terima saja dengan pilihan yang lain dari orang tuamu
Jangan bersedih dengan keadaan ini
Jika kamu menangis aku juga ikut menangis
Terima saja semua ini kulakukan untukmu


Lagu ST12 Cinta Tak Harus Memiliki memang cocok banget di kehidupan nyata, tetapi bagi yang merasakannya. Seperti kehidupan seorang perempuan remaja bernama Nisa, dengan seorang laki-laki remaja bernama Marthen.
Suatu hari nisa bertemu dengan seorang laki-laki yang cuek, jutek, pelit banget kalau ngomong, dan misterius. Laki-laki itu bernama Marthen, ia terkenal sebagai laki-laki yang sering gonta-ganti pacar istilah jaman sekarang yaitu playboy. Nisa tidak menyukai laki-laki yang playboy, tetapi entah mengapa pertama bertemu Marthen, Nisa merasakan ada yang aneh pada dirinya, ia menginginkan Marthen selalu didekatnya.
Karena penasaran dengan laki-laki misterius itu, Nisa mencoba mencari tau tentang kehidupannya. Lama-kelamaan Nisa dapat berkenalan dengannya dan mendekatinya. Kini mereka semakin akrab. Nisa menaruh hati pada Marthen begitu sebaliknya Marthen juga merasakan hal yang sama. Seiring berjalannya waktu Nisa dapat menjalin hubungan khusus dengan Marthen. Pertama kali menjalani hubungan mereka baik-baik saja, tetapi lama-kelamaan perjalanan cinta mereka tidaklah lancar karena, orang tua masing-masing mengetahui hubungan mereka dan seperti disinetron-sinetron. Hubungan mereka tidak direstui karena perbedaan agama, tetapi mareka nekat tetap manjalani hubungannya sampai sekarang. Mereka pun harus menaggung resikonya yaitu manjalani hubungan dengan cara diam-diam atau backstreet.
Tetapi apakah menjalani hubungan backstreet menguntungkan??? Tidak!!! Menjalani hubungan diam-diam merugikan. Keruginnya:mereka tidak bisa leluasa bertemu jika ingin pergi bersama mereka harus berbohong dengan orang tuanya jika tidak mana mungkin mereka diizinkan keluar padahal semua tahu berbohong itu dosa apalagi membohongi orang tua tapi mau bagaimana lagi itu cara satu-satunya agar mereka dapat melepas rasa kangen.
Setiap hari Nisa selalu berdoa kepada tuhan agar hubungannya dengan Marthen direstui, tetapi Tuhan berkehendak lain. Sebenarnya Nisa sudah tidak kuat lagi menjalani hubungannya diam-diam. Dia selalu bertanya kepada Marthen, “Apakah kamu kuat dan tidak bosan menjalani hubungan seperti ini?”
Marthen menjawab, “Tidak apa-apa aku akan bersabar karena aku sayang banget sama kamu.” Selalu itu jawaban yang diberikan Marthen, Nisa juga tidak tega memutuskan hubungannya karena dia juga merasakan hal yang sama.
Karena sudah beberapa hari ini Marthen tidak bertemu Nisa, Marthen ingin melepas rasa kangennya pada Nisa. Marthen pun mengajak Nisa pergi untuk bertemu. Marthen berpikiran kalau kali ini pertemuannya akan lancar, tetepi pertemuan mereka tidak selancar yang Marthen kira. Ternyata ada yang menghambatnya. Orang tua Nisa mengetahui pertemuan mereka. Seperti sebelum-sebelumnya pada saat mereka ingin bertemu orang tua Nisa selalu mengetahuinya. Entah darimana mereka tahu, akibatnya Nisa selalu kena semprot orang tuanya. Marthen yang mengetahuinya selalu meminta maaf karena mengajaknya pergi.
Hari itu juga kesabaran orang tua Nisa sudah habis , karena Nisa selalu berjanji tidak akan menemui Marthen lagi, tapi kenyataannya Nisa selalu melanggarnya. Orang tua Nisa memutuskan akan memindahkan sekolah Nisa agar bisa menjauh dari Marthen. Nisa akan di pindah ke Jawa Timur. Dia akan bertempat tinggal dan bersekolah di sana sampai Nisa lulus. Nisa menangis karena ke pindahannya, ia harus meninggalkan teman-temannya dan Marthen. Tetapi apa boleh buat, keputusan orang tuanya sudah bulat, tidak ada satu orang pun yang dapat mengubahnya. Jika Nisa tidak menuruti kemauan orang tuanya, Nisa akan dihentikan sekolahnya dan orang tua Nisa tidak mau lagi melihat muka Nisa berada di rumah. Itu artinya, Nisa harus angkat kaki dari rumah. Kali ini Nisa menuruti kemauan orang tuanya karena, ia tidak mau kalau putus sekolah.
Nisa pun memberitahu hal buruk ini kepada Marthen. Dia berpikiran akan memutuskan hubungannya dengan Marthen karena ragu tidak dapat menjalani hubungan jarak jauh atau long distance. Tetapi apa jawaban Marthen, ia tetap tidak mau putus dengn Nisa dia akan menoba kuat dan setia walaupun menjalani hubungannya dengan longdistance. Marthen percaya kalau nisa tidak jadi pindah karena, dia beranggapan itu hanya gertakan orang tuanya agar Nisa dapat memutuskan hubungannya dengan Marthen. Marthen percaya Nisa akan jadi miliknya untuk selamanya, ia juga berjanji akan selalu mendampingi Nisa sampai menutup mata. Nisa terharu ia tidak jadi memutuskan hubungannya dengan Marthen .
Tetapi, anggapan Marthen salah besar hari ini tepat Nisa berulang tahun, ia harus berangkat ke Jawa Timur. Ia akan meninggalkan Marthen, sebelum Nisa pergi, Nisa memohon kepada orang tuanya agar diijinkan bertemu Marthen untuk terakhir kalinya, tanpa berpikir panjang orang tuanya mengizinkannya.
Nisa pergi ke rumah Marthen untuk menemuinya. Di sana Nisa hanya ingin pamit dan meminta pelukan terakhir. Marthen pun menurutinya, setelah itu Nisa berpamitan. Ketika ingin pergi, Marthen menyanyikan lagu Selamat Ulang Tahun dengan gitarny. Nisa kaget padahal Nisa tidak pernah memberitahu kapan ia ulang tahun. Tiba-tiba Marthen memberinya kado, sesuatu yang paling Nisa sukai yaitu boneka. Dia juga mencium kening Nisa. Nisa senang sekali dan ia berjanji akan menjaga boneka pemberiannya.
Dua tahun sudah nisa bersekolah dan bertempat tinggal di Jawa Timur. Kini dia sudah lulus sekolah dia pun pulang ke kampung halamannya. Ingin rasanya cepat-cepat bertemu teman-teman dan pujaan hatinya Marthen. Ketika sampai rumah Nisa mendapat kabar buruk. Ia mendengar kalau hari ini Marthen akan menikah. Ia akan menikahi perempuan pilihan orang tuanya. Nisa pun shook. Kenapa Marthen setega itu pada Nisa. Dia berjanji akan mendampingi Nisa selamanya, tetapi apa buktinya ia malah menikah ketika Nisa pulang.
Nisa pergi menemui Marthen, ia marah-marah sambil menangis kenapa janjinya dulu tidak ditepati. Marthen mencoba menjelaskannya, tetapi Nisa tidak butuh penjelasannya karena Marthen sudah membohongi Nisa. Selama dua tahun Nisa setia menjaga hatinya untuk Marthen, tetapi balasannya Marthen menghianati Nisa. Ia sangat sakit hati dan berpikir kenapa dulu begitu percaya dengan omongan Marthen. Sekali playboy tetap playboy. Dia pun pergi meninggalkan Marthen.
Sebenarnya menikah dengan perempuan pilihan orang tuanya itu bukan kemauannya. Tetapi, Marthen takut ketika Nisa kembali ia sudah melupakannya. Marthen pun masih menjaga hatinya untuk Nisa, tetapi apa yang bisa dilakukan Marthen agar Nisa dapat mempercayainya lagi. Tidak mungkin Marthen membatalkan pernikahan tersebut. Kini Nisa juga sudah membencinya. Marthen berpikir, mungkin ini saatnya ia melupakan Nisa untuk selama-lamanya. Marthen juga berdoa agar Nisa mendapat pendamping yang lebih baik darinya.
Berakhirlah perjalanan cinta mereka.
Turutilah apa yang dikatakan orang tua, karena sebaik-baiknya orang lain, perkataan orang tualah yang paling baik.



Oleh: Dian Choerun N
Baca selengkapnya »

Reihan Juga Cinta Elsa

Pagi yang cerah, burung-burung berkicauan menandakan kecerahan hari ini. Aku pun siap berangkat sekolah. Saat aku tiba di gerbang sekolah, ada seorang laki-laki mendatangiku, yang langsung menanyakan namaku, ”Hai, siapa namamu?” kata seorang laki-laki itu yang ternyata kusadari adalah kakak kelasku yang aku kagumi selama ini.
Aku hanya tertegun melihatnya tanpa menghiraukan pertanyaan yang di tujukan padaku. “Hai, kok malah melamun?” katanya lagi sambil tersenyum melihatku yang mungkin berpikir tentangku kenapa aku malah melamun ketika di tanya namaku. “Namaku Icha,” sambil kuberikan tanganku untuk bersalaman dengannya. Kejadian ini membuat hatiku terasa tak karuan.
Sesampainya aku di kelas aku masih memikirkan kenapa kak Bayu, orang yang sangat populer di sekolahku mau mengajakku berkenalan. Sangking populernya banyak cewek yang mengejar-ngejar dia. Rambutnya yang hitam rapi dan wajahnya yang berlesung pipit membuatnya lebih tampak manis. Yang terbaik darinya adalah senyuman dan kebaikannya yang membuat cewek-cewek naksir berat dengannya. Banyak cewek-cewek yang ngefans banget sama dia. Aku pun demikian. Selain itu, banyak juga cewek yang nekat nembak dia, tapi nggak ada satupun yang di terimanya.
”Wooiii..!!” salah seorang sahabatku mengagetkanku. ”Elsa….,” sambil aku pukul kepalanya karena mengagetkanku. ”Kamu sih dari tadi aku lihat melamun terus, ngelamunin siapa sih?” kata Elsa. ”Ohhh, aku tau, pasti kak Bayu,” katanya.
Aku pun dengan cepat menyambar pertanyaannya, “Eh, sok tau kamu.”
“Kalo nggak siapa lagi, masak ngelamunin aku. Kamu nggak biasanya melamun kayak gitu, kalo nggak melamunin mas ganteng.”
“Kamu bener,” tiba-tiba datang dari belakang suara seorang yang aku kenal. “Tadi pagi aku lihat mas Bayu ngomong sama kamu, ngomong apa?” katanya lagi.
Belum sempat aku menjawab pertanyaan dari Cindy, guru kimia yang super killer itu langsung nongol. Males banget rasanya ndengerin ocehan guru itu.
Waktu cepat berlalu. “Teng..teng..teng…” bunyi bel pulang sekolah, anak-anak keluar dari kelas. Aku dan sahabatku pergi ke kantin, dan Cindy pergi ke toilet yang sudah kebelet pipis.
“Gimana tadi lanjutannya, mas Bayu ngomong apa ma kamu?” tiba-tiba Cindy nyerobot datang dan ngomong.
“Uhuk..uhuk..uhuk…,” aku tersedak ketika Cindy tiba-tiba datang. “Nggak kok, mas Bayu Cuma tanya namaku aja, nggak tau buat apa.”
“Eh kemarin aku lihat mas Bayu sama Reihan,“ kata Elsa.
”Ngapain mas Bayu sama Reihan,” kataku penasaran .
“Mereka kan kakak adik,” kata Cindy menanggapi omongan dari Elsa.
“Apa?” Kataku dan Elsa hampir bebarengan.
“Kalian itu kenapa sih, kok kaget gitu?” Cindy menanggapi kekegetan sahabatnya.Cindy memang nggak tau kalau dulu waktu SMP Elsa dan Hafiza ngrebutin Reihan. Hafiza adalah salah seorang teman SMP-ku dan Elsa. Sedangkan Cindy emang sahabatku, tapi kami bersahabat ketika di SMA ini. Sedangkan aku dan Elsa sudah berteman sejak SMP. Nggak tau kok sekarang jadi kayak tiga serangkai. Di situ kami di buat kebingungan apa benar Reihan adalah adik kak Bayu. Tapi kenapa kak Bayu kok tanya namaku bukan Elsa dan kak Bayu bisa buat mata-mata untuk mengintai Elsa.
Tiba-tiba kak Bayu datang dan menghampiri kami, ternyata dia sudah dari tadi ada di pojok sudut tempat duduk dan mungkin dia tahu tantang percakapan kami. “Kalian tidak usah bingung biar aku jelasin. Aku memang kakaknya Reihan. Aku di suruh Reihan buat minta maaf sama Elsa kalau dia masih merasa bersalah banget, karena dia udah nyakitin perasaan kamu dan Hafiza, karena tidak bisa terima cinta kalian berdua dan soal kamu Icha, tadi pagi aku tanya nama kamu, karena aku kira Elsa adalah kamu. Jadi soory ya,” kata mas Bayu menjelaskan permasalahan yang dari tadi kami pertanyakan.
“Jadi gitu, Reihan Cuma mau minta maaf, tapi kok dia nggak ngomong sendiri aja, malah nyuruh kak Bayu buat minta maaf,” kata Cindy sok tau.
”Owhh itu, Reihan juga maunya minta maaf sendiri, tapi dia lagi sakit,” kata mas Bayu.
“Reihan bisa sakit emangnya kenapa?” kata Elsa cemas.
“Dia Kecelakaan, waktu mau pergi ke rumah kamu, minggu lalu,” kata mas Bayu.
“Jadi, gara-gara aku Reihan kecelakaan, saat mau kerumahku?” kata Elsa.
“Jangan gitu donk, kamu nggak usah nyalahin diri kamu sendiri,” kata Icha.
“Ya, bener kata Icha, itu kan kecelakaan,” kata kak Bayu menjelaskan.
“Terus sekarang gimana keadaan Reihan ?” kata Elsa cemas.
“Dia udah agak baikan, Cuma perlu sedikit istirahat aja,” kata kak Bayu.
“Mendingan kita besok jengukin Reihan aja, gimana?” Cindy langsung nyerobot ngomong.
“Bener, kata Cindy, kita jengukkin dia aja, biar Elsa nggak cemas lagi,” kataku nyambung omongannya Cindy.
Di rumah Reihan.
“Rei, cepat turun, ada temen-temen kamu,” kak Bayu memanggil adiknya.
Dengan langkah perlahan, wajah yang sedikit pucat, Reihan mendatangi kami di ruang tamu. “Elsa, Icha, Cindy, ternyata kalian,” Reihan kaget ternyata kami yang datang. “Kok kalian tahu rumahku?” katanya lagi.
“Ohhh itu, kami tahu dari kak Bayu, dia yang nganterin kami,”Kataku.
“Elsa, aku minta maaf sama kamu, soal kamu dan Hafiza,” kata Reihan.
“Udahlah, aku sudah maafin kamu kok, itu kan hak kamu buat nerima cinta aku atau nggak, yang penting kan sekarang kita masih bisa berteman”
“Ya donk, yang penting persahabatan, Oke,” kata Cindy nyambung aja.
“Aku sebenernya suka sama kamu Elsa, tapi aku nggak mungkin milih kamu, kan kamu dan Hafiza sahabatan, jadi nggak mungkin aku milih kamu,” kata Reihan menyatakan perasaannya kalau dia juga suka sama Elsa.
Dengan perasaan yang begitu lega, aku, Elsa, Cindy pulang ke rumah dan sepakat untuk tidak membahas masalah ini, agar persahabatan kami tetap terjaga dan tidak rusak hanya karena masalah cowok.
Kini Elsa tahu kalau Reihan juga suka sama dia.


Karya: Al Husna Fadhila
Baca selengkapnya »

 
Powered by Blogger