Jumat, 25 Maret 2011

Kata Teman

Saat itu aku bagaikan kerbau yang dicancang di tengah padang pasir yang panas. Tak ada satu pun rumput yang tumbuh di antara kerbau itu berada. Siang hari yang panas terika matahari membakar kulit cokelatnya yang berbulu. Saat itulah situasi yang sangat menakutkan baginya. Berteriak dengan bahasa kerbau hingga suaranya semakin lama semakin menghilang.Tak ada satupun yang bisa dimintai bantuan kecuali kepada penciptanya. Dengan kondisi seperti itulah sang kerbau akan bersedia memberikan apa saja bagi siapa saja yang membantunya untuk melepaskan. Jika yang membatunya adalah segerombolah badai yang mampu mengoyak tali yang mengikatnya maka sang kerbau akan mengikuti perintah gerombolan bagai itu. Jika yang memerdekakannya adalah sekawanan burung jalak, maka sang kerbau merelakan tubunya dicocok olehnya, bahkan sampai ajal menjemputnya maka dia bersedia.
Saat itu sang kerbau tidak sempat memikirkan jika yang menolongnya adalah seseorang. Dari jauh sang kerbau melihat bayangan yang semakin lama semakin mendekat. Oh, ternyata saat itu ada sekelompok orang yang datang. Senanglah hati sang kerbau karena ada harapan untuk lepas dari bayangan malaikat maut yang mengancamnya.

0 komentar:

Posting Komentar

 
Powered by Blogger